Selasa, 18 April 2017

NASKAH FILM PENDEK-sinematografi

Tema   : kekeluargaan
Judul   : pembagian wilayah yang adil

Pelakon           :
Dedek saputra                         : Raja
Agusman manurung    : Adik raja
Nur atika                     : penasehat kerajaan
Sartika johan               : Istri raja
Desi amelia                  : Istri adik Raja
Endang purnama sari  : Ibunda raja

Setting tempat             : Dalam istana, halaman istana, puncak rokan
Setting waktu              : pagi dan siang hari

Sinopsis film   :
            Di istana Rokan IV koto tinggallah raja bersama istrinya. Raja memiliki seorang ibu, 2 orang adik( laki-laki dan perempuan) adik laki-lakinya sudah juga berkeluarga. raja memerintah dengan adil dan bijaksana selama bertahun-tahun. Namun suasana istana berubah mencekam setelah adik laki-lakinya menikah yang juga diangkat menjadi penggawa oleh raja. Disebabkan ia juga ingin menjadi raja seperti saudaranya.
Penggawa mendapat hasutan dari sang istri dan ia semakin ingin memiliki tahta kerajaan memfitnah raja ingin menyerahkan kerajaan kepada musuh karena hutang budi berupa beras untuk rakyatnya saat masa kemarau selama 6 bulan lamanya. Akhirnya perkelahian pun tak dapat dielakkan. Selama beberapa hari lamanya raja bermurung dan sang istrilah yang menjadi obat tempat ia bercerita berbagi duka. Kemudian raja mendatangi ibundanya dan meminta petuah agar perkelahian dan kehendak adiknya juga bisa dikabulkannya. Ibundanya menyarankan agar mengambil lahan yang belum dihuni oleh orang diujung bebatuan batas desa ini.
Ibunda  memanggil raja penggawa dan mereka berbincang. Penggawa menerima nasehat ibunda dan pergi ditempat yang telah ditunjuk. Kedua kerajaan itu kini tentram dan damai dengan kedua raja bergelar datuk bendaharo 1, dan  datuk bendaharo 2.



Skenario film   :
Raja sedang duduk di istana memikirkan nasib kerajaannya yang sudah mulai kekurangan beras dan gandum kemudian didatangi oleh sang istri :
Permaisuri       : wahai kanda apakah gerangan yang membuat kanda sangat gelisah? Jika ada duri didalam hati kanda ceritakanlah kanda, hamba siap mendengarnya
(Namun disudut istana ada penggawa adik laki-laki raja yang menguping pembicaraan mereka.)
Raja                 : permaisuri, bagaimana menurutmu pemerintahan hamba selama ini?
Permaisuri       : menurut hamba tiada raja yang mampu mengorbankan harta jiwa dan raga demi rakyatnya kecuali kanda wahai raja datuk bendaharo. Dan sangat sayang kepada keluarganya. kalau boleh hamba tahu apakah gerangan atas kegelisahan kanda?
Raja                 : sudah enam bulan lamanya hujan belum turun dikerajaan Rokan ini, kekeringan mengakibatkan rakyat kecil sangat menderita, persediaan beras dan gandum kita sudah habis. Sekarang tidak mungkin bercocok tanam. Karna tanah kering dan persediaan air cukup untuk minum dan mandi saja. Menurut engkau wahai permaisuri mungkinkah kita berhutang lagi kepada kerajaan bonai sedangkan hutang yang lama belum lunas kita bayar?
(Penggawa cepat-cepat pergi meninggalkan sudut istana.) penasehat kerajaan menambahkan. Permaisuri mengangguk-angguk.
Penasehat        : hmmmm, tidak apalah tuanku, raja Bonai juga terkenal dengan keramahannya. Saat hujan mulai turun bisalah kanda memerintahkan rakyat untuk turun keladang dan dapat nanti membayar hutang beras mereka. gandum diistana juga bisa membayar hutang yang lama
Raja                 : benar juga itu penasehat?
penasehat        : iya paduka, namun kita harus jelaskan betul tegak duduknya persoalan hutang dan jangan dikemudian hari menjadi sumber perselisihan dengan kerajaan bonai.
Raja                 : baiklah penasehat akan patik fikirkan dan pertimbangkan.
Permaisuri       : sekarang bisalah engkau bertenang suamiku.
*****
            Disudut taman duduk-duduklah permaisuri panggawa sedang bermain air. Dan kemudian didatangi oleh penggawa, menceritakan apa yang ia dengar. Namun kemudian ia mendapat hasutan dari istrinya untuk bisa juga menjadi raja.
Penggawa        : sedang apa engkau disini permaisuri?
Permaisuri       : hamba sedang mencari engkau kanda, lalu hamba sampai disini dan menikmati sebentar keindahan taman ini. dari mana saja engkau kanda?
Penggawa        : tadi hamba ingin menemui raja namun tidak jadi karna saat sampai di depan pintu hamba mendengar pembicaraan raja dan permaisuri mengenai kerajaan kita yang akan berhutang kepada raja bonai karna kekurangan beras dan gandum.
Permaisuri       : ha, bagaimana itu kanda. Mana ada orang yang mau memberikan budi dengan percuma? Apalagi ini menyangkut kehidupan rakyat mereka. raja bonai juga sekarang sedang mengalami hal yang sama dengan kerajaan Rokan IV koto.
Penggawa        : tapi hamba kasihan permaisuri, raja sudah sangat banyak menanggung beban kerajaan. Mungkin habis purnama ini hamba disuruh raja pergi menghadap raja bonai.
Permaisuri       : kenapa kanda pula yang cemas, mungkin raja datuk bendaharo sudah membuat perjanjian dengan raja bonai. Apakah kanda tahu jika dulu kerajaan rokan IV koto kiri juga berhutang kepada raja kemudian raja mengambil alih kerajaan mereka? bisa saja raja datuk bendaharo yang kanda sanjung-sanjungkan itu juga akan melakukan hal yang sama seperti yang pernah ia lakukan dulu.
Penggawa        : ada benarnya juga kata permaisuri. Karna tadi hamba mendengar raja mengatakan dengan apa ia harus membayar hutang sedangkan hutang yang lama belum juga habis dibayar.
Permaisuri       : menurut hamba sebaiknya kanda meminta agar tahta diturunkan pada kanda. Karna raja sudah tidak mampu menjalankan pemerintahannya, toh kanda jugakan selama ini yang disuruh kesana kemari mengurusi kerajaan? Hamba akan menjadi permaisuri yang bijak untuk kanda.
Penggawa        : ayolah kita pulang permaisuri hari sudah mulai gelap. Nanti kita bicarakan diistana saja.
Permaisuri       : tapi kanda ........
Penggawa menarik tangan permaisurinya.......
******
Keesokan harinya penggawa dipanggil oleh Raja menghadap untuk membicarakan masalah kekurangan beras dan gandum dikerajaan mereka, sambil menyembah penggawa masuk keistana.
Raja                 : penasehat kerajaan, siapakah yang akan kita utus untuk menghadap raja bonai?
Penasehat        : sebaiknya penggawa saudara sekandung paduka saja paduka, karna penggawa sudah pengalaman menghadapi raja bonai. Dan dia sangat cakap dalam berkata.
Raja                 : betul juga penasehat, tolong panggillkan dia kemari.
Penasehat        : baik paduka.
(penggawapun masuk ke istana mengahdap raja)
Penggawa        : ampun beribu ampun raja datuk bendahara hamaba menghadap sesuai tihta raja tuanku. Segala perintah tuanku akan hamba laksanakan.
Raja                 : begini penggawa, tentu penggawa sudah bisa juga melihat rakyat kerajaan rokan IV koto kini sudah mulai sangat kekurangan beras dan gandum. Hamba akan memerintahan penggawa ke kerajaan bonai untuk bisa meminjamkan lagi beras mereka.
Penggawa        : ampunkan patik tuanku, bukannya patik menolak perintah raja. Tapi patik sudah malu menghadap kepada raja bonai karna hutang yang lama belumlah kita unas lunas.
Raja                 : tidak patik, tidak lah meminjam itu membuat patik malu, karna saat musim hujan tiba besok kita akan membayarnya
Penggawa berdiri dengan sigapnya bersuara agak tinggi kepada raja.
Penggawa        : membayarnya dengan apa tuanku? Apakah tuanku juga akan menyerahkan kerajaan Rokan IV koto ini kepada raja bonai? Seperti kerajaan rokan kiri yang tuanku ambil alih saat mereka kelaparan dulu? sebaiknya tuanku menyerahkan tahta kepada patik saja. Biar patik yang lebih memaksa rakyat untuk bertanam segera.
Raja                 : sudah beraninya patik wahai saudaraku seperut sepenanggung yang sangat raja banggakan? Mengapa engkau berubah menghianati tihta ayahanda kita? Bahwa tiada yang lebih berharga bagi seorang raja selain dari kerajaannya.
Penggawa        : hamba sudah muak menjadi budaknya tuanku. Hamba ingin juga menjadi raja seperti kanda. Kanda juga sudah tidak mampu bertihta.
Kedua adik-beradik itu akhirnya berkelahi dan kemudian berakhir. Raja pergi kepada ibundanya untuk meminta nasehat terhadap kelakuan saudaranya itu.
*****
Raja                 : ampunkan kami ibunda dengan segala sembah. Hanyalah karna silau terhadap tahta penggawa kini sudah menentang hamba.
Ibunda             : demi raja datuk bendaharo tertua suami dan ayahanda raja dan penggawa menjadi bagai minyak dan air? Sudah adil ayahanda membagi, apa yang menjadi petuahnya janganlah dibantah.
Raja                 : hamba sudah ditentang dengan segala upaya ibunda, mungkinkah hamba menyerah demi persaudaaraan?
Ibunda             : sekali layar terkembang pantang berbalik pulang. Tiada sejarahnya raja berserah kepara rasa. Jika penggawa ingin juga bertahta bawalah ia kepada tanah diujung batas batu kerajaan ini. disana masih penuh dengan hutan. Kembangkanlah kerajaan baru disana yang kelak akan menjadi kabanggaan jika ia memulai mendirikan kerajaannya dari mula.
Raja                 : baiklah ibunda, hamba akan menyampaikan apa yang menjadi petuah ibunda.
Ibunda             : pergilah, dan jangan lupa berikan beberapa bekal kepada penggawa pedang ini sebagai peninggalan ayahanda dan kelak akan membuat ia ingat selalu kepada petuah ayahandanya.
Rajapun pergi dengan sembah terakhirnya. Raja dengan didampingi istrinya pun memanggil pengawa dan istrinya kembali.
*****
Penggawa        : ampun beribu ampun raja datuk bendahara kami menghadap sesuai tihta raja tuanku. Segala perintah tuanku akan hamba laksanakan. Maafkan kesalahan patik tuanku. Hamba terlalu serakah akan tahta.
Raja                 : tidak apa penggawa, kesalahan penggawa sudah pula hamba maafkan. Semalam hamba pergi ke ibunda kita dan ia menyampaikan tihta bahwa penggawa juga boleh menjadi raja. Pergilah ketanah yang berada diujung batu batas kerajaan Rokan ini, dirikanlah kerajaan disana mulailah dari awal agar penggawa juga merasakan betapa beharganya kerajaan itu kelak.
Istri penggawa : kalau memang itu perintah dari ibunda, patik tentu tidak mampu menolak dan membantah wahai tuanku, besok akan hamba sendiri yang persiapkan segala yang akan dibawa.
Penggawa        : benar tuanku.
Raja                 : dan bawalah ini sebagai hadiah dari ibunda
Penggawa dan istri      : terimakasih tuanku
Penggawa        : kami mohon ampun tuannku
Keeseokan harinya penggawa pergi bersama istri dan melihat kerajaan baru mereka ternyata begitu indah. Tanahnya subur dan merekapun menetap disitu. Dan menamainya dengan lubuk bendaharo.
Penggawa        : lihatlah permaisuriku disanalah nanti akan kita bangun istana dan kerajaan kita.
Permaisuri       : iya kanda, apakah nama kerajaan kelak kanda pimpin?
Penggawa        : akan kanda namai kerajaan lubuk bendahara karna disana ada sebuah lubuk tepat ditengah kerajaan.

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Diamnya Dia

 "Analisis Diamnya Dia" Oleh, Nur Atika Rusli. Diamnya seseorang bukan berarti tidak mengerti dan memahami persoalan. Sebaliknya, ...