Kancil
dan Lingkitang
Pada zaman dahulu di
sepanjang aliran sungai desa Pematang
Tebih tinggallah kancil sang penguasa daratan dan lingkitang sang penguasa
sungai yang hidup bersahabat, kancil selalu mendapatkan semua yang di
inginkannya karena dia memilki kekuatan kecepatan dan tubuh yang kuat. Setiap hari saat si kancil pergi mencari makanan ia melewati
dan berjalan disepanjang aliran sungai tersebut dan ketika pulang sikancil
selalu singgah di pematang tempat lingkitang tinggal untuk meminum air sungai.
Kancil selalu menyapanya, melihat lingkitang yang tidak pernah beranjak jauh dari pematang
tempatnya tinggal kancil juga sering menertawakan lingkitang dengan memanggil lingkitang
sebagai binatang yang paling lambat
didunia ini. Awalnya lingkitang tidak marah, lingkitang hanya tersenyum karna
dihutan itu sikancil adalah salahsatu teman yang selalu setia mengunjunginya
setiap hari. Namun suatu hari saat musim kemarau tiba air sudah mulai surut
kancil tetap menertawakan lingkitang yang sebagian telah diburu oleh penduduk.
Lingkitang pun menjadi marah. Lingkitang melarang kancil untuk melewati aliran
sungai itu dan sebagai penguasa sungai, lingkitang tidak mengizinkan kancil
minum disepanjang aliran sungai di desa Pematang Tebih lagi.
Di suatu siang yang
terik kancil dalam keadaan kelaparan dan kehausan pergi menemui lingkitang
untuk berunding agar mengizinkannya melewati pematang itu. Karna hanya
diseberang pematang terdapat sumber makanan dan agar sikancil dapat menenguk
kembali satu-satunya sumber air dihutan itu. Setelah berhadapan dengan
lingkitang, yang di dapat kancil hanyalah penolakan walaupun kancil sudah
meminta maaf dan berjanji takkan mengulanginya lagi lingkitang tetap tidak
mengizinkannya minum dan melewati sungai tersebut. Tapi bukan kancil namanya
jika ia tidak memiliki ide untuk mendapatkan keinginannya. Kancil tetap
berusaha membujuk lingkitang dengan memberikan sebuah tantangan yaitu mengajak
lingkitang untuk berlomba lari dengan persyaratan jika ia menang ia harus
diizinkan melewati pematang dan dapat minum kembali di sungai itu tapi jika kalah
ia harus pergi dari hutan tersebut. Lingkitang menyetujui perlombaan itu.
Kancil sangat senang karna tidak mungkin lingkitang si lambat itu akan menang
dari dia yang memiliki kecepatan berlari.
Keesokan harinya kancil
dan lingkitang memulai perlombaan itu. kancil dengan penuh percaya dirinya
berlari sekencang-kencangnya menuju hilir sungai sesuai dengan tempat akhir
perlombaan yang telah mereka sepakati. Kancil dengan kegirangan akan
memenangkan perlombaan itu, telah dibayangkan perutnya yang lapar akan kenyang
dan hausnya akan hilang sebentar lagi. Sambil berlari kancil terus memanggil
lingkitang memastikan jika suara lingkitang tidak terdengar lagi maka pasti
lingkitang sudah tertinggal jauh. Namun setiap kancil memanggil nama
lingkitang, lingkitang tetap menyahut dengan sumber suara berada di depan
kancil. Kancil pun menjadi terheran-heran dan semakin menambah kecepatan
larinya. Saat sampai di tempat akhir perlombaan ternyata didalam air sudah ada
lingkitang yang terlebih dahulu sampai. Kancil dengan nafas tersendat-sendat
menatap kedalam air didapati lingkitang tersenyum kepadanya. Kancil sangat
kecewa dengan kekalahannya dan harapannya hancur bukan hanya kehilangan sumber
makanan dan minuman ia juga harus pindah ke hutan lain.
Kancil telah menerima
kekalahannya dan tanpa berkata apa-apa ia melangkahkan kaki untuk beranjak
pergi dari hutan itu. Namun lingkitang kemudian memanggilnya dengan sebutan
akrab saat mereka bersahabat dulu yaitu si pintar. Lingkitang memintanya untuk
tetap tinggal dihutan itu dengan artinya lingkitang membatalkan perjanjian
mereka. Kancil pun dibuat tercengang oleh keputusan lingkitang bercampur dengan
rasa senang dan malu kepada lingkitang. Lingkitang mengatakan bahwa ia hanya
ingin memberikan kancil pelajaran. Kancil sangat berterimakasih dan berjanji
tidak akan meremehkan binatang manapun juga. Namun ada satu hal yang ditanyakan
kancil kepada lingkitang bagaimana caranya lingkitang bisa sampai dengan begitu
cepat digaris finis perlombaan sedangkan lingkitang yang cara berjalan saja
hanya mengesot-ngesot atau menempelkan lidahnya didasar sungai dan beringsut
dengan lambat sekali apalagi untuk berlari dan berlomba dengan kancil yang
kecepatannya tidak diragukan lagi. Namun lingkitang hanya tersenyum dan
mengertak kancil dengan menantangnya kembali dan kancil membalas dengan tertawa
kecil seakan takut jika lingkitang mengubah niatnya kembali. Akhirnya mereka
berdua bersahabat kembali dengan damai. Dalam hati lingkitang tertawa kecil, ia
mengingat keberhasilan rencana yang
dibuatnya sehari sebelum perlombaan ia dan kancil. Dia telah mengerahkan semua
kawanan lingkitang lain yang bersembunyi didasar sungai dari hulu sampai
kehilir untuk menjawab sahutan atau sapaan kancil nantinya. Sedangkan dia
menunggu di garis finis. Setibanya kancil di hilir sungai didapatinya
lingkitang itu telah berada di garis akhir terlebih dahulu. Itulah sebabnya
lingkitang bisa menang karna disepanjang aliran sungai itu adalah tempat
berdiamnya lingkitang.
Sebelum
kembali ke sungai lingkitang menyampaikan pesan pada kancil bahwa jangan
sekali-kali kita meremehkan orang yang memiliki kekurangan apalagi dalam bentuk
fisik dan sombong dengan kelebihan yang kita miliki karna setiap manusia selalu
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing jika kita kuat masih ada
yang lebih kuat dari kita begitu seterusnya. Janganlah kita membalas kejahatan
dengan kejahatan seperti sikap lingkitang setelah mendapatkan perlakuan dari
kancil ia tetap tidak ingin kehilangan sahabatnya. Pelajaran yang diberikan
lingkitang lainnya adalah selemah apapun kita jika bersatu maka kita akan
menang terlihat dari kekompakan lingkitang dan selalulah patuh terhadap
peraturan atau pantang larang dimanapun kita berada. Dari kisah lingkitang dan
kancil ini timbulkan pepatah orang-otang tua di desa Pematang Tebih yaitu walaupun hilir mudik, hilir mudik lingkitang
juga yang punya rantau. Artinya bagaimanapun seorang anak remaja yang selalu sibuk berjalan ke hilir dan ke
mudik mencari perhatian tidak ada gunanya karna rantau atau Negeri ini bukan
milik dia, masyarakat tidak akan memperdulikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar