Selasa, 15 Agustus 2017

PUISI

PUTIHKU
Oleh : Nur atika Roesli Rohul


Bersih selalu dipuja puji
Suci putihku lihatlah tanpa noda
Ada merah sebelum putihku berseri
Segi empat, segi lima berlipat kerut diranting bambu

Putihku yang berdiri
Kadang diatas merah, kadang dibawah merah
Putihku lama terbungkam
Kadang berkibar, kadang setengah tiang terjuntai

Merdeka sudah
Bebas sudah
Tapi putihku tetap membisu


TANAH AIR TANAHKU
Oleh : Nur atika Roesli Rohul


Harum sepanjang jalan
Tanah airku beralih tempat dijalan kemerdekaan
Disebelah air tanah biasa aku berdiri
Tanahku yang usang bebasku pandangi

Suit, suit ...
Air tanahku tumpah keatas awan
Kuharap itu cuma fatamorgana
Lama hilang dalam pandangan
Hanya tinggal bayangan
Kugapai air tanah bagai embun yang berjejeran menuju tanah airku
Hampa terasa
Percuma

Eh eh eh eh ...
Kembali ke air tanah secupak
dalam kenangan usang




TENTANG APA ?
Oleh : Nur atika Roesli Rohul

Jangan kau tanya tentang hujan yang menimpa tubuhku
Deras bersama angin kencang menampar bagai refleksi
Tajam menusuk, beriring petir mengelegar
Tentang Banjir kah?

Jangan kau tanya tentang jalan ini
Gelombang berbalut pasir
Tanah merah berlumpur
Di jalan lurus itu aku berpacu menembus waktu
Tentang kecepatan kah?

Jangan kau tanya soal kebersamaan
Nyawaku tak berharga, Mati rasa dengan sakit
Berjam-jam panas membakar mesra tubuhku
Hujam cacian kutelan dengan manisnya ilmu
Terlempar juga aku di dunia impian
Apa yang kau ragukan?
Tentang kesetiaan ini kah?

Diujung peraduan
Pasir pengaraian, MTS. 17 Juli 2017



Berkabut dalam angan
Oleh : Nur atika Roesli Rohul

Bulan mulai purnama
Dibalut awan hitam bertajuk rindu malam ini
Pergilah sebentar luangkan waktu untuk menatap tipisnya rindu
Walau takan terkembang layar diatas lautan kasih

Bulan semakin bersembunyi
Masih adakah pagi untuknya yang lama terpaku
Mimpi indah malam ini hanya duka terbungkus sukma
Biarlah  angan tetap tergantung di bulan



SAKIT YANG MANA LAGI ?
Oleh : Nur atika Roesli Rohul


Perpisahan
Kehilangan
Kematian
Kehancuran

Sakit yang mana lagi yang ingin kau ketahui ?

Luka
Berdarah
Patah
Remuk
Musnah



Sakit yang mana lagi yang ingin kau lihat aku rasakan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Diamnya Dia

 "Analisis Diamnya Dia" Oleh, Nur Atika Rusli. Diamnya seseorang bukan berarti tidak mengerti dan memahami persoalan. Sebaliknya, ...