WADUK MANA
YANG KAU MAKSUD
Oleh : Nur Atika Roesli Rohul
Aku minta kau jelaskan tentang waduk itu
Kabarnya membawa nikmat,
membangkitkan kekayaan, menambah kesenangan pada kami yang buta akan
dunia luar
Seperti apa wujud waduk penawar kegelisahan itu?
Beritanya kami akan mendapat ganti rugi
Ganti kemudian rugi pula
Burung-burung kuaren beterbangan diatas kepala kami risau akan gerak gerik
yang mengusik lalu lalang mereka
Tungkus nasipun sudah ditinggalkan oleh kenangan paralayang yang kau ukir
bertahun-tahun lalu
Awan mulai meninggalkan jejaknya, merajuk dengan kedatangan tamu yang tak
diundang dan menatapnya penuh hasrat kuasa
Tolong jelaskan padaku bagaimana jika kampungku kau tenggelamkan
Aku ingin bertanya tentang kuburan nenekku, makam ibuku, pusara saudaraku
Kemana akan kupandangi nisan yang bertuliskan nama mereka?
Kemana arah nanti akan ku tunjuk kepada anak cucuku bahwa di tanah ini aku
dulu biasa bermain geludu
Menertawakan temanku yang kalah menyelinap dalam galah panjang
Menangis saat patok lele mendarat dikeningku
Mencemburui kelompok yang meraih kemenangan engrang
Kami yang berlarian mengejar mimpi pungguk yang merindukan bulan?
Saat aku pikun nanti bagaimana aku bisa menceritakan kenangan didalam rumah
tua yang sudah berumur ratusan tahun tenggelam tanpa sisa?
Mampukah esok aku menyakinkan anak cucuku akan kenyataan sejarah tanah
kelahiranku yang nyata sudah menjadi genangan waduk?
Jawab aku..............................
Mana jawabanmu?
Disini ditanah kelahiranku, aku menanti jawabmu
Waduk itu takan mampu membebaskan kami dari rasa takut dunia luar
Hanya akan menambah kecemasan akan kenakalan anak kami
Waduk tak mampu memberikan keamanan akan lalu lintas yang bebas kepada anak
cucu kami
Waduk tidak akan mampu menenggelamkan semangat juang pemuda kami cinta akan
kampungnya.
Padi menguning membawa keberkahan hidup kami
Mengirik padi membangkitkan tali persaudaraan kami
Wangi gambir melekat erat didinding rumah kami
Jalan penuh rumputan merekam tapak kami menakik getah setiap hari
Biarlah tiada berlampu karna kami mampu bersuluh
Biarlah tiada bersekolah strata satu tapi kami cinta Negri ini
Biarlah tanpa jaringan kami mampu mengunjungi, bertamu, dan berkumpul tiap
hari
Biarlah tiada itu semua asalkan kami dapat menikmati wanginya hutan yang
menyejukkan anak-anak kami bermain dipetang hari
Biarlah tiada itu semua asalkan kami tidur lelap tanpa dikejar mimpi buruk
esok hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar