Kamis, 05 Oktober 2017

PEMIKIRAN MELAYU, SEMEESTER 4

TUGAS INDIVIDU






Peribahasa melayu
Konsep Sosial budaya melayu
Falsafah masyarakat melayu
Kesenian melayu
Sains dan teknologi melayu




Di susun oleh

NUR ATIKA



UNIVERSITAS LANCANG KUNING
FAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN SASTRA MELAYU
PEKANBARU
2015



KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah, kita memuji Allah dengan pujian yang banyak dan pantas bagi keagungan dan kemuliaan-Nya. Sholawat dan salam semoga tersampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah, mengemban amanat dan membimbing umat. Juga kepada keluarga dan para sahabatnya yang telah mendampinginya berjihad menegakkan Islam.
            Berkat rahmat dan ridho Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul  “BIDANG PEMIKIRAN MELAYU” . Semoga makalah ini dapat memberikan kita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
            Tanpa bantuan dan dukungan dari teman-teman semua, makalah ini tidak akan pernah ada, do’a dan harapan penulis semoga Allah memberi balasan yang lebih baik dari apa yang telah kita lakukan selama ini.
            Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.


                                                                        Pekanbaru , Maret 2016


                                                                                                                                                                                                                                    Penulis





BIDANG PEMIKIRAN MELAYU

A.        PERIBAHASA

Apabila mendapat untung besar, diam sahaja dan tidak memberitahu orang lain

Cita-cita tanpa usaha tidak akan tercapai

3.      Berat lidah
Pendiam; enggan memberiahu

4.      Berat kepala
Sakit kepala

Malas

Tidak mengenang budi

Kerja yang sia-sia

Kerja yang sia-sia

Tidak mempunyai kesan

Darurat


B.        KONSEP SOSIAL BUDAYA

Konsep Kelahiran
Kelahiran seorang anak telah dipandang oleh orang Melayu sebagai suatu berkah daripada Allah SWT. Anak dipandang sebagai penyambung zuriat. Kelakuan sang anak yang bernada jenaka akan menjadi pelipur hati sedangkan perangainya yang menjunjung akhlak mulia akan menjadi penyejuk pandangan mata. Sebab itu kelahiran anak amatlah diperhatikan. Ketika ibunya sedang mengandung banyak kebaikan yang dianjurkan serta beberapa larangan yang harus dihindarkan. Ini semuanya, agar anak yang lahir kelak, merupakan anak yang sehat rohani dan jasmani. Dan lebih dari itu anak yang tahu berbakti kepada ibu-bapa, taat menjalankan agama islam sehingga menjadi anak yang saleh, yang akan selalu mendoakan kebajikan bagi ibu-bapanya, terlepas dari azab kubur dan siksa pada hari kiamat.
Ibu yang hamil berpantang mencela orang, sebab celaan itu dipercaya dapat pula menimpa anak yang akan dilahirkannya. Dia harus tetap taat beribadah, menjga tingkah laku dan perangainya, termasuk apa-apa yang dimakannya. Jika mengidam, maka idamannya diusahakan dapat dipenuhi oleh suaminya atau kerabatnya. Mengidam dipandang bukan hanya sebatas keinginan ibu yang sedang mengandung, tetapi terlebih-lebih sebagai kiasan terhadap keinginan anak yang dikandungnmya. Sebab itu keinginan itu sedapat mungkin dipenuhi agar perasaan menjadi lega, sehingga jalan kehidupan menjadi lapang.
Manusia dipandang oleh orang Melayu berasal dari ciptaan Allah dan akan kembali kepada-Nya. Karena itu, begitu anak manusia lahir maka hendaklah segera diperkenalkan Tuhan itu kepadanya. Setelah anak  itu selamat dilahirkan, lalu baringkan di tempat tidur. Kemudian bisikkanlah suara azan pada telinga kanan dan suara iqamah pada telinga sebelah kiri. Bacaan itu member kias, bahwa anak yang lahir telah memulai pendengarannya dengan pendengaran yang baik yaitu nama Allah dan panggilan menunaikan ibadah sembahyang, sebagai syariat yang utama dalam agama islam.
Upacara turun mandi dapat dilakukan setelah anak berumur seminggu. Anak yang baru lahir ini ada yang menyebutnya bayi, tapi juga ada yang menyebutnya upiang. Dalam upacara turun mandi ibu dan bayi dibawa ke sungai atau perigi. Di situ ibu dan bayi dimandikan oleh bidan. Ada berbagai bahan dari peralatan yang dipakai bidan dalam upacara itu. Diantarnya ada juga yang memandikan ayam setelah ibu dan bayi dimandikan. Ada pula yang menghanyutkan patung, memasukkan lading ke dalam air, menanam keladi pada tepian dsb.
Upacara turun mandi di tepian kira-kira berlangsung satu jam. Setelah itu anak diambil oleh bidan, lalu kembali ke rumah bersama dengan ibunya. Di rumah anak ditidurkan di atas buaian. Sementara itu dihidangkan minuman dan makanan kepada hadirin, sebagai tanda suka cita. Dalam hidangan ini sering dihidangkan ketupat. Sesuai minum-makan itu dibacakan doa sebagai tanda bersyukur kepada Allah serta untuk mendapatkan keselamatan selanjutnya.


C.        FALSAFAH MELAYU/ KATA-KATA BIJAK MELAYU

1.      "Hidup berselimut adat, mati berkafan iman".
Orang melayu adalah penganut agama islam yang mana nilai-nilai agama itu mempengaruhi budaya. Maka dari itu didalam menjalani kehidupan harus memakai adat, jika untuk kehidupan akhirat harus berbekalkan iman.

2.      "Senasib sepenanggungan, seaib, semalu"
Kerukunan dengan sesama manusia terutama sesama orang melayu mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan.

3.      "Ke laut sama berbasah, ke darat sama berkering"
Sifat kegotongroyongan yang selalu menciptakan kerukunan dengan sesama. Tidak mementingkan diri sendiri.

4.      "Mendapat sama berlaba, hilang sama merugi"
Jika sudah terjalin timbangrasa yang tinggi terhadap sesama manusia maka segala resiko dalam kehidupan masyarakat melayu akan ditanggung bersama dan diselesaikan bersama pula.

5.     apabila membina tidak semenggah, lambat laun menjadi musibah.
Dalam melaksanakan pembangunan, agama dimuliakan, budaya diutamakan, adat dikekalkan.

6.      Apabila agama tidak dipakai, alamat masyarakat akan meragai (sengsara dunia akhirat); apabila budaya tidak dipandang, alamat negeri ditimpa malang; apabila adat tidak diingat, lambat laun sengsaralah umat.

7.      "Sekali layar terkembang, pantang berbalik pulang"
Semangat yang sudah berkobar jika sudah melakukan suatu pekerjaan maka tidak akan berhenti sebelum siap.

8.      "Sekali masuk gelanggang, pantang berbalik belakang"
Jika sudah bekerja tidak akan memandang lagi kebelakang, semangat yang pantang manyerah sebelum berhasil.

9.      Esa hilang dua terbilang, tak melayu hilang dibumi
Memberikan semangat perjuangan bagi masyarakat melayu sangat menjunjung tinggi perjuangan dalam mempertahankan tradisi dan budayanya.

10.  “Melayu itu berturai”
yaitu tersusun dalam masyarakat yang rukun tertib mengutamakan ketenteraman dan kerukunan, hidup berdampingan dengan harga menghargai timbal balik, bebas tapi terikat dalam masyarakat.

11.  “Melayu itu berilmu”
artinya pribadi yang diarahkan kepada ilmu pengetahuan dan ilmu kebathinan (agama dan mistik), agar bermarwah dan disegani orang, untuk kebaikan umum.



D.        KESENIAN

ROKANHULU
Dikie Burudah
            Dzikir Burudah, atau biasa di sebut dengan bahasa Melayu Pasirpangaraian Rokan Hulu “Dikie Burudah” terus mengalami kemajuan pesat di Kabupaten Rokan Hulu, bahkan di Kecamatan Rambah, keberadaan kelompok kesenian tradisional Melayu Pasir ini sudah mencapai 33 group.
Dikie Burudah, merupakan kesenian Asli Melayu Rohul warisan leluhur turun temurun suku Melayu Pasir pada jaman kerajaan Rambah. Pada era ke emasan kerajaan Rambah, kesenian tradisional Dikie Burudah biasa tampil di dalam pesta-pesta kerajaan, namun pada jaman moderen serba teknologi ini, kesenian ini hanya tampil pada pesta syukuran, baik pesta pernikahan, sunatan, atau pun saat pesta memberi nama anak yang baru lahir.
            Dalam penampilannya, anggota kesenian Dikie Burudah, yang rata-rata diisi oleh kamu adam, setiap anggota harus pintar memainkan alat musik rebana, membaca tulisan arab melayu, dan bisa bersanji (cerita) tentang rakyat pada jaman dulu bertemakan bernuansa kehidupan masyarakat Melayu, dan kental dengan agama Islam.
            Keberadaaan kesenian ini, setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Apalagi ada intruksi dari Bupati Rohul, Achmad, kepada segenap camat, dan Kepala Desa (Kades), agar ikut melestarikan kesenian asli Rohul, sehingga tidak lekang dimakan waktu yang semakin hari semakin maju. Bahkan Pemkab Rohul juga memberikan bantuan berupa alat kesenian untuk lestarinya kesenian tradisional Dikie Burudah di ‘Negeri Seribu Suluk’, yang kental dengan ajaran agama Islam.


E.        KESUSSASTRAAN

SYAIR KEMANGKATAN SULTAN SULAIMAN
SYAIR
MAKSUD

Deli tua negerinya itu
Kotanya kukuh berpagar batu,
Rasarnya ramai bukan suatu,
Tiada berbanding di zaman itu.


Menceritakan kisah negeri Deli yang merupakan sebuah kota yang kukuh berpagar batu. Pasarnya sangat ramai pengunjung dan tiada tandingannya pada masa itu.

Baginda berputera tiga orang jua,
Laki-laki konon putera yang tua,
Puteri cantik putera kedua,
Parasnya elok jarang tersua.

Sultan negeri Deli mempunyai tiga orang putera. Putera yang pertama adalah lelaki manakala yang kedua adalah puteri yang  cantik dan tiada tandingannya pada masa itu.

Putera yang bongsu laki-laki jua,
Parasnya elok tiadalah dua,
Menarik hati orang semua,
Dikasihi rakyat muda dan tua.

Anak bongsu baginda seorang lelaki yang tampan dan menarik perhatian semua orang. Rakyat tidak kira tua mahupun muda sangat mengasihi putera baginda itu.

Adapun akan dulu baginda,
Isterinya lama sudah tiada,
Banyak dicari gadis dan janda,
Hati baginda penuju tiada.

Isteri sultan tersebut telah lama mangkat. Baginda cuba mencari pengganti tetapi tiada yang berkenan di hati baginda.

Beberapa lama demikian itu,
Di atas takhta konon sang ratu,
Dengan kehendak Tuhan yang satu,
Baginda pun gering suatu waktu.

Pada suatu masa, baginda gering. Itulah takdir yang terpaksa dihadapi oleh baginda.

Baginda nan gering bukan kepalang,
Badannya kurus tinggallah tulang,
Tabib pun selalu datang berulang,
Mengubati baginda raja terbilang.

Sakit baginda sangat teruk sehingga badan baginda kurus kering. Beberapa orang tabib telah dipanggil untuk mengubati baginda.

Tabib berusaha bersungguh hati,
Menolong baginda raja berbakti,
Sudahlah takdir Rabbulizzati,
Penyakit tak dapat lagi diubati.

Tabib berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk menolong sultan yang telah banyak berbakti kepada rakyat. Walaubagaimanapun, penyakit baginda gagal diubati.

Pertolongan tabib tiada berfaedah,
Semakin payah sultan yang syahdah,
Ajal baginda hampirlah sudah,
Ke negeri yang baqa akan berpindah.

Pertolongan demi pertolongan diberikan oleh tabib tetapi tidak mendatangkan hasil. Ajal baginda hamper tiba.

Dengan hal yang demikian itu,
Penyakit menggoda setiap waktu,
Ubat pun tiada dapat membantu,
Baginda pun mangkat ketika itu.

Penyakit yang dihadapi oleh baginda tidak dapat diubati. Akhirnya baginda mangkat.

Baginda berpulang ke rahmatullah,
Takhta kebesaran semua tinggallah,
Harta dunia sudah terjumlah,
Kepada yang lain diberikan Allah.

Baginda meninggalkan takhta dan harta kekayaan. Pemerintahan dan kekayaan baginda akan berpindah kepada orang lain dan akan ditentukan Allah.


F.         SAINS TEKNOLOGI DAN MAKNANYA

Alat menangkap ikan masyarakat  melayu :

                Teknologi penangkapan yang ada di Riau sangat efektif dan efisien untuk menangkap ikan-ikan tertentu. Misalnya, guguh untuk menangkap udang, tempiral untuk menangkap ikan-ikan yang berada di pinggir, tenggalak untuk menangkap ikan yang suka menelusuri batang dan dasar perairan, dan sondang untuk menangkap ikan-ikan yang sering muncul ke permukaan seperti tambakan dan pengenih (Alawi, 1980:1982). Untuk ikan dan udang yang hidup di air pasang dan dekat pantai, dipakai jermal, bubo, gombang, dan lain-lain. Alat penangkap ikan ini tidak kurang dari 25 jenis, yang merupakan hasil kreativitas masyarakat Melayu Riau zaman bahari. Walaupun demikian, alat penang¬kap atau teknologi penangkapan yang ada tampaknya hanya cocok untuk lingkungan perairan dangkal dan pantai. Alat tersebut tidak berkembang dan kurang mampu untuk menggarap sumber daya di lingkungan lepas pantai dan laut terbuka. Tidak berkembangnya alat tersebut disebabkan masih kayanya sumber perairan dangkal dan pantai sehingga kebutuhan untuk masa itu sudah terpenuhi. Oleh karena itu, tidak ada alasan kuat untuk menciptakan peralatan yang lebih efektif dan efisien yang cocok bagi lingkungan laut dalam di lepas pantai (offshore) maupun laut luas (oceanic).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Diamnya Dia

 "Analisis Diamnya Dia" Oleh, Nur Atika Rusli. Diamnya seseorang bukan berarti tidak mengerti dan memahami persoalan. Sebaliknya, ...