TUGAS INDIVIDU
Peribahasa melayu
Konsep Sosial budaya melayu
Falsafah masyarakat melayu
Kesenian melayu
Sains dan teknologi melayu
Di susun oleh
NUR ATIKA
UNIVERSITAS
LANCANG KUNING
FAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN SASTRA MELAYU
PEKANBARU
2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, kita memuji
Allah dengan pujian yang banyak dan pantas bagi keagungan dan kemuliaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga tersampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan risalah, mengemban amanat dan membimbing umat. Juga kepada
keluarga dan para sahabatnya yang telah mendampinginya berjihad menegakkan
Islam.
Berkat rahmat dan ridho Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “BIDANG PEMIKIRAN MELAYU” . Semoga makalah
ini dapat memberikan kita ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Tanpa bantuan dan dukungan dari
teman-teman semua, makalah ini tidak akan pernah ada, do’a dan harapan penulis
semoga Allah memberi balasan yang lebih baik dari apa yang telah kita lakukan
selama ini.
Demikian yang dapat penulis
sampaikan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.
Pekanbaru
, Maret 2016
Penulis
BIDANG PEMIKIRAN MELAYU
A. PERIBAHASA
Apabila
mendapat untung besar, diam sahaja dan tidak memberitahu orang lain
Cita-cita
tanpa usaha tidak akan tercapai
Pendiam;
enggan memberiahu
Sakit
kepala
Malas
Tidak
mengenang budi
Kerja
yang sia-sia
Kerja
yang sia-sia
Tidak
mempunyai kesan
Darurat
B. KONSEP
SOSIAL BUDAYA
Konsep Kelahiran
Kelahiran seorang anak
telah dipandang oleh orang Melayu sebagai suatu berkah daripada Allah SWT. Anak
dipandang sebagai penyambung zuriat. Kelakuan sang anak yang bernada jenaka
akan menjadi pelipur hati sedangkan perangainya yang menjunjung akhlak mulia akan
menjadi penyejuk pandangan mata. Sebab itu kelahiran anak amatlah diperhatikan.
Ketika ibunya sedang mengandung banyak kebaikan yang dianjurkan serta beberapa
larangan yang harus dihindarkan. Ini semuanya, agar anak yang lahir kelak,
merupakan anak yang sehat rohani dan jasmani. Dan lebih dari itu anak yang tahu
berbakti kepada ibu-bapa, taat menjalankan agama islam sehingga menjadi anak
yang saleh, yang akan selalu mendoakan kebajikan bagi ibu-bapanya, terlepas
dari azab kubur dan siksa pada hari kiamat.
Ibu yang hamil
berpantang mencela orang, sebab celaan itu dipercaya dapat pula menimpa anak
yang akan dilahirkannya. Dia harus tetap taat beribadah, menjga tingkah laku
dan perangainya, termasuk apa-apa yang dimakannya. Jika mengidam, maka
idamannya diusahakan dapat dipenuhi oleh suaminya atau kerabatnya. Mengidam
dipandang bukan hanya sebatas keinginan ibu yang sedang mengandung, tetapi
terlebih-lebih sebagai kiasan terhadap keinginan anak yang dikandungnmya. Sebab
itu keinginan itu sedapat mungkin dipenuhi agar perasaan menjadi lega, sehingga
jalan kehidupan menjadi lapang.
Manusia dipandang oleh
orang Melayu berasal dari ciptaan Allah dan akan kembali kepada-Nya. Karena
itu, begitu anak manusia lahir maka hendaklah segera diperkenalkan Tuhan itu
kepadanya. Setelah anak itu selamat
dilahirkan, lalu baringkan di tempat tidur. Kemudian bisikkanlah suara azan
pada telinga kanan dan suara iqamah pada telinga sebelah kiri. Bacaan itu
member kias, bahwa anak yang lahir telah memulai pendengarannya dengan pendengaran
yang baik yaitu nama Allah dan panggilan menunaikan ibadah sembahyang, sebagai
syariat yang utama dalam agama islam.
Upacara turun mandi
dapat dilakukan setelah anak berumur seminggu. Anak yang baru lahir ini ada
yang menyebutnya bayi, tapi juga ada yang menyebutnya upiang. Dalam upacara
turun mandi ibu dan bayi dibawa ke sungai atau perigi. Di situ ibu dan bayi
dimandikan oleh bidan. Ada berbagai bahan dari peralatan yang dipakai bidan
dalam upacara itu. Diantarnya ada juga yang memandikan ayam setelah ibu dan
bayi dimandikan. Ada pula yang menghanyutkan patung, memasukkan lading ke dalam
air, menanam keladi pada tepian dsb.
Upacara turun mandi di
tepian kira-kira berlangsung satu jam. Setelah itu anak diambil oleh bidan,
lalu kembali ke rumah bersama dengan ibunya. Di rumah anak ditidurkan di atas
buaian. Sementara itu dihidangkan minuman dan makanan kepada hadirin, sebagai
tanda suka cita. Dalam hidangan ini sering dihidangkan ketupat. Sesuai
minum-makan itu dibacakan doa sebagai tanda bersyukur kepada Allah serta untuk
mendapatkan keselamatan selanjutnya.
C. FALSAFAH
MELAYU/ KATA-KATA BIJAK MELAYU
1. "Hidup berselimut adat, mati
berkafan iman".
Orang
melayu adalah penganut agama islam yang mana nilai-nilai agama itu mempengaruhi
budaya. Maka dari itu didalam menjalani kehidupan harus memakai adat, jika
untuk kehidupan akhirat harus berbekalkan iman.
2. "Senasib sepenanggungan, seaib,
semalu"
Kerukunan
dengan sesama manusia terutama sesama orang melayu mencerminkan rasa persatuan
dan kesatuan.
3. "Ke laut sama berbasah, ke
darat sama berkering"
Sifat
kegotongroyongan yang selalu menciptakan kerukunan dengan sesama. Tidak
mementingkan diri sendiri.
4. "Mendapat sama berlaba, hilang
sama merugi"
Jika sudah
terjalin timbangrasa yang tinggi terhadap sesama manusia maka segala resiko
dalam kehidupan masyarakat melayu akan ditanggung bersama dan diselesaikan
bersama pula.
5.
apabila membina tidak semenggah,
lambat laun menjadi musibah.
Dalam
melaksanakan pembangunan, agama dimuliakan, budaya diutamakan, adat dikekalkan.
6.
Apabila agama tidak dipakai, alamat
masyarakat akan meragai (sengsara dunia akhirat); apabila budaya tidak
dipandang, alamat negeri ditimpa malang; apabila adat tidak diingat, lambat
laun sengsaralah umat.
7. "Sekali layar terkembang,
pantang berbalik pulang"
Semangat
yang sudah berkobar jika sudah melakukan suatu pekerjaan maka tidak akan
berhenti sebelum siap.
8. "Sekali masuk gelanggang,
pantang berbalik belakang"
Jika sudah
bekerja tidak akan memandang lagi kebelakang, semangat yang pantang manyerah
sebelum berhasil.
9. Esa hilang dua terbilang, tak melayu
hilang dibumi
Memberikan
semangat perjuangan bagi masyarakat melayu sangat menjunjung tinggi perjuangan
dalam mempertahankan tradisi dan budayanya.
10. “Melayu itu berturai”
yaitu
tersusun dalam masyarakat yang rukun tertib mengutamakan ketenteraman dan
kerukunan, hidup berdampingan dengan harga menghargai timbal balik, bebas tapi
terikat dalam masyarakat.
11. “Melayu itu berilmu”
artinya pribadi yang diarahkan
kepada ilmu pengetahuan dan ilmu kebathinan (agama dan mistik), agar bermarwah
dan disegani orang, untuk kebaikan umum.
D. KESENIAN
ROKANHULU
Dikie Burudah
Dikie Burudah
Dzikir Burudah, atau biasa di sebut
dengan bahasa Melayu
Pasirpangaraian Rokan Hulu
“Dikie Burudah” terus mengalami kemajuan pesat di Kabupaten Rokan Hulu, bahkan
di Kecamatan Rambah, keberadaan kelompok kesenian tradisional Melayu Pasir ini
sudah mencapai 33 group.
Dikie
Burudah, merupakan kesenian Asli Melayu Rohul warisan leluhur turun temurun
suku Melayu Pasir pada jaman kerajaan Rambah. Pada era ke emasan kerajaan
Rambah, kesenian tradisional Dikie Burudah biasa tampil di dalam pesta-pesta
kerajaan, namun pada jaman moderen serba teknologi ini, kesenian ini hanya
tampil pada pesta syukuran, baik pesta pernikahan, sunatan, atau pun saat pesta
memberi nama anak yang baru lahir.
Dalam penampilannya, anggota
kesenian Dikie Burudah, yang rata-rata diisi oleh kamu adam, setiap anggota
harus pintar memainkan alat musik rebana, membaca tulisan arab melayu, dan bisa
bersanji (cerita) tentang rakyat pada jaman dulu bertemakan bernuansa kehidupan
masyarakat Melayu, dan kental dengan agama Islam.
Keberadaaan kesenian ini, setiap
tahunnya terus mengalami peningkatan. Apalagi ada intruksi dari Bupati Rohul,
Achmad, kepada segenap camat, dan Kepala Desa (Kades), agar ikut melestarikan
kesenian asli Rohul, sehingga tidak lekang dimakan waktu yang semakin hari
semakin maju. Bahkan Pemkab Rohul juga memberikan bantuan berupa alat kesenian
untuk lestarinya kesenian tradisional Dikie Burudah di ‘Negeri Seribu Suluk’,
yang kental dengan ajaran agama Islam.
E. KESUSSASTRAAN
SYAIR
KEMANGKATAN SULTAN SULAIMAN
SYAIR
|
MAKSUD
|
Deli tua
negerinya itu
Kotanya
kukuh berpagar batu,
Rasarnya
ramai bukan suatu,
Tiada
berbanding di zaman itu.
|
Menceritakan kisah negeri Deli yang
merupakan sebuah kota yang kukuh berpagar batu. Pasarnya sangat ramai
pengunjung dan tiada tandingannya pada masa itu.
|
Baginda
berputera tiga orang jua,
Laki-laki
konon putera yang tua,
Puteri
cantik putera kedua,
Parasnya
elok jarang tersua.
|
Sultan negeri Deli mempunyai tiga
orang putera. Putera yang pertama adalah lelaki manakala yang kedua adalah
puteri yang cantik dan tiada tandingannya pada masa itu.
|
Putera
yang bongsu laki-laki jua,
Parasnya
elok tiadalah dua,
Menarik
hati orang semua,
Dikasihi
rakyat muda dan tua.
|
Anak bongsu baginda seorang lelaki
yang tampan dan menarik perhatian semua orang. Rakyat tidak kira tua mahupun
muda sangat mengasihi putera baginda itu.
|
Adapun
akan dulu baginda,
Isterinya
lama sudah tiada,
Banyak
dicari gadis dan janda,
Hati
baginda penuju tiada.
|
Isteri sultan tersebut telah lama
mangkat. Baginda cuba mencari pengganti tetapi tiada yang berkenan di hati
baginda.
|
Beberapa
lama demikian itu,
Di atas
takhta konon sang ratu,
Dengan
kehendak Tuhan yang satu,
Baginda
pun gering suatu waktu.
|
Pada suatu masa, baginda gering.
Itulah takdir yang terpaksa dihadapi oleh baginda.
|
Baginda
nan gering bukan kepalang,
Badannya
kurus tinggallah tulang,
Tabib pun
selalu datang berulang,
Mengubati
baginda raja terbilang.
|
Sakit baginda sangat teruk sehingga
badan baginda kurus kering. Beberapa orang tabib telah dipanggil untuk
mengubati baginda.
|
Tabib
berusaha bersungguh hati,
Menolong
baginda raja berbakti,
Sudahlah
takdir Rabbulizzati,
Penyakit
tak dapat lagi diubati.
|
Tabib berusaha dengan
bersungguh-sungguh untuk menolong sultan yang telah banyak berbakti kepada
rakyat. Walaubagaimanapun, penyakit baginda gagal diubati.
|
Pertolongan
tabib tiada berfaedah,
Semakin
payah sultan yang syahdah,
Ajal
baginda hampirlah sudah,
Ke negeri
yang baqa akan berpindah.
|
Pertolongan demi pertolongan
diberikan oleh tabib tetapi tidak mendatangkan hasil. Ajal baginda hamper
tiba.
|
Dengan
hal yang demikian itu,
Penyakit
menggoda setiap waktu,
Ubat pun
tiada dapat membantu,
Baginda
pun mangkat ketika itu.
|
Penyakit yang dihadapi oleh baginda
tidak dapat diubati. Akhirnya baginda mangkat.
|
Baginda
berpulang ke rahmatullah,
Takhta
kebesaran semua tinggallah,
Harta
dunia sudah terjumlah,
Kepada
yang lain diberikan Allah.
|
Baginda meninggalkan takhta dan
harta kekayaan. Pemerintahan dan kekayaan baginda akan berpindah kepada orang
lain dan akan ditentukan Allah.
|
F. SAINS
TEKNOLOGI DAN MAKNANYA
Alat
menangkap ikan masyarakat melayu :
Teknologi penangkapan yang ada di Riau sangat
efektif dan efisien untuk menangkap ikan-ikan tertentu. Misalnya, guguh untuk
menangkap udang, tempiral untuk menangkap ikan-ikan yang berada di pinggir,
tenggalak untuk menangkap ikan yang suka menelusuri batang dan dasar perairan,
dan sondang untuk menangkap ikan-ikan yang sering muncul ke permukaan seperti
tambakan dan pengenih (Alawi, 1980:1982). Untuk ikan dan udang yang hidup di
air pasang dan dekat pantai, dipakai jermal, bubo, gombang, dan lain-lain. Alat
penangkap ikan ini tidak kurang dari 25 jenis, yang merupakan hasil kreativitas
masyarakat Melayu Riau zaman bahari. Walaupun demikian, alat penang¬kap atau
teknologi penangkapan yang ada tampaknya hanya cocok untuk lingkungan perairan
dangkal dan pantai. Alat tersebut tidak berkembang dan kurang mampu untuk
menggarap sumber daya di lingkungan lepas pantai dan laut terbuka. Tidak
berkembangnya alat tersebut disebabkan masih kayanya sumber perairan dangkal
dan pantai sehingga kebutuhan untuk masa itu sudah terpenuhi. Oleh karena itu,
tidak ada alasan kuat untuk menciptakan peralatan yang lebih efektif dan
efisien yang cocok bagi lingkungan laut dalam di lepas pantai (offshore) maupun
laut luas (oceanic).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar