KOMUNITAS PENULIS LENGGOK MEDIA PRODUCTION (LMP) ROKANHULU
DAN
KOMUNITAS RUMAH SENI SUNTING (KSRS) PEKANBARU
MEMPERSEMBAHKAN
KENDURI PUISI VIII
“SUMPAH ITU ADALAH PUISI”
BINCANG PUISI
PANGGUNG APRESIASI
PARADE BACA PUISI
WISATA PUISI
Pasir pengaraian, Rokan Hulu 28-29 Oktober 2017
Diselenggarakan atas kerja sama :
komunitas seni rumah sunting Pekanbaru
komunitas seni rumah sunting Pekanbaru
-
Islamic center Rokan Hulu
-
Dinas pendidikan Rokan Hulu
-
Dinas pariwisata Rokan Hulu
-
Dewan kesenian daerah Rokan Hulu
-
Kapolres Rokan Hulu
-
Kecamatan rambah
-
Komunitas-komunitas di Rokan Hulu
Kenduri puisi merupakan kegiatan rutinitas
komunitas seni rumah sunting (KSRS) Pekanbaru dua bulan sekali. Oktober adalah
saatnya. Kali ini bersempena dengan peringatan sumpah pemuda dan bulan bahasa. Dikatakan
kenduri puisi sebagai metafor dari makan bersama yang mana dalam lingkup sastra
makanan yang dimaksud adalah puisi itu sendiri. Selama dua hari tersebut bertepatan
pada tanggal 28 hingga 29 Oktober sebagai panitia pelaksana di daerah kabupaten
Rokan Hulu yaitu komunitas penulis lenggok media production Rokan Hulu. Kegiatan
ini sangat didukung oleh semua kalangan dilingkungan pemkab Rokan Hulu.
Pada momentum bulan bahasa dan hari sumpah pemuda
ini kami mengambil tema “Sumpah itu adalah Puisi” yang artinya adalah sumpah
pemuda yang di ikrarkan oleh pemuda para pejuang kemerdekaan Indonesia ratusan
tahun lalu iitu adalah semuah puisi. Sekilas sebagai pengetahuan kita indonesia
yang lahir dari sebuah puisi yaitu sumpah pemuda.
Soempah
Pemoeda
Kami poetra dan poetri
Indonesia,
Mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
kami poetra dan poetri
Indonesia,
mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri
Indonesia,
mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Djakarta, 28 Oktober 1928
Kalimat
sakral tersebut, jika kita cermati, memang sedikit banyak mirip puisi. Dan
ternyata, bait-bait sumpah pemuda itu memanglah sebuah puisi. Rumusan puisi
“Sumpah Pemuda” tersebut lahir dari tangan penyair, yang selama ini lebih
dikenal sebagai tokoh pahlawan, sosok itu bernama Muhammad Yamin. Ia merupakan
tokoh yang hidup di zaman di mana begitu banyak bertebaran syair, pantun, dan
puisi. Jadi tidaklah mengherankan, jika hal tersebut nantinya mempengaruhi
bentuk “Sumpah Pemuda”. Karena secara diam-diam, kesusastraan begitu lekat pada
diri Yamin.
Jejak puisi “Sumpah Pemuda” dapat ditelusuri
dari puisi-puisi Yamin sebelumnya, seperti puisi yang berjudul “Tanah Air” yang
dimuat di Jong Sumatra (1920), puisi “Bahasa, Bangsa”
(1921), puisi “Tanah Air” (1922) yang baitnya lebih panjang dari puisi
sebelumya, dan juga puisi “Indonesia, Tumpah Darahku” yang ditulis dua hari
sebelum puisi “Sumpah Pemuda”.
Tak
dapat disangkal, roh puisi-puisi Yamin lah yang kemudian hari menjiwai “Sumpah
Pemuda”. Ia telah mempunyai konsep-konsep tanah air, bangsa, dan bahasa sebagai persatuan,
jauh sebelum masyarakat Indonesia benar-benar menyadarinya. Dan konsep itu
lahir dalam bentuk puisi, yang pastinya dibidani oleh penyair.
Bangsa
ini begitu bhinneka, terdiri dari keanekaragaman suku bangsa, agama, budaya,
dan bahasa. Dengan keberagaman keagamaan, bahasa yang beraneka, suku-suku yang
belum menyatu, budaya yang berbeda-beda. Tentu kaum muda pada saat itu sangat
berharap, “Sumpah Pemuda” bisa menjadi alat pemersatu itu semua. Tak sekedar
puisi biasa, tentunya puisi “Sumpah Pemuda” mempunyai dasar pemikiran yang
jelas, sajaknya berdasarkan faktor geografis (tanah air), sosiologis (bangsa),
dan historis (bahasa persatuan).
Selain itu, menurut Yamin, “Sumpah Pemuda” bisa
dikatakan sebuah janji ketiga yang diucapkan bangsa ini untuk sebuah persatuan.
Janji yang diproklamirkan oleh pemuda-pemuda pada masanya, sebut saja: Janji
pertama, yaitu Soempah Seriwidjaja (686) yang berisi agar bangsa ini
(Nusantara: Indonesia) berbakti pada kesatuan. Janji kedua, yaitu janji
Patih-Mangkoeboemi Gadjahmada (+ 1340) yang berusaha mempersatukan kepulauan
Nusantara (Indonesia). Dan tentu saja, seperti yang disebutkan sebelumnya,
janji Sumpah Pemuda (1928) yang bertumpah darah, berbangsa satu dan berbahasa
Indonesia yang berujung kemerdekaan.
Sekilas
tampaknya memang terlihat berlebihan, jika mengatakan bahwa penyair mempunyai
peran sangat penting dalam perjuangan bangsa ini. Apalagi puisi seringkali
diartikan sebatas romantisme pribadi penyair. Dianggap sebuah kata-kata hasil
lamunan kosong atau kata-kata yang dibalut keindahan dan seringkali dituduh
sebagai sebuah kata tanpa kenyataan. Bahkan peran penyair dalam perjuangan
bangsa ini pun dianggap tidak jelas bagi sebagian orang.
Akan
tetapi, seorang filsuf bernama Muhammad Iqbal, yang juga seorang penyair
terkemuka asal Pakistan mengatakan bahwa sebuah negara terlahir dari tangan
para penyair. Bukanlah sekadar sebuah candaan yang diseriuskan. Sebagai bukti
di Indonesia, “Sumpah Pemuda” merupakan sebuah deklarasi perjuangan bangsa ini
yang berbentuk puisi—mungkin peran penyair sama halnya dengan peran pujangga
dalam sebuah kerajaan. Tanpa kita sadari, banyak kata-kata yang mempunyai roh
perjuangan, kata peristilahan, pepatah atau mungkin percakapan sehari-hari yang
kita sering gunakan adalah sajak-sajak yang dilahirkan oleh para penyair.
Peristilahan
yang sering kita pakai saat ini, seperti: Tanah Air, Tumpah Darah, persatuan dan kesatuan, bersatu kita teguh bercerai
kita jatuh (runtuh), bahasa Indonesia bahasa persatuan, dan Ibu Pertiwi pun
merupakan hasil pemikiran penyair—lagi lagi ini peran Yamin.
Tentu saja sudah sangat jelas, peran sastrawan
atau penyair dalam mengobarkan rasa cinta tanah air, untuk merebut dan
mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Namun, masyarakat Indonesia saat ini
(khususnya pemuda), entah sengaja atau tidak, mulai menjauh dari kesusastraan
yang pada dasarnya berstatus sebagai Ibu Kandung bangsa ini.
Pemuda
saat ini mulai mengabaikan hasil renungan, pemikiran, imajinasi, dan peran
sastra(wan). Bahkan mulai mengkhianatinya, menganggap sastrawan tidak punya
andil apa-apa bagi bangsa, menganggap puisi—seperti yang dikatakan tadi—hanya
lamunan kosong atau kata-kata yang dikemas dengan keindahan, atau bahkan
menuduh puisi dengan sinis: kata-kata tanpa kenyataan. Selain itu, budaya
membaca pun tidak dijadikan bagian penting dari pendidikan di Indonesia—jika
hal itu tidak, bagaimana mungkin membudayakan menulis sebagai salah satu alat
perjuangan?
Indonesia
terlahir dari tangan penyair, sastrawan, pemikir dan para pejuang. Melihat
Indonesia saat ini, mungkin benar keluhan penyair yang mengatakan—tapi semoga
saja salah. “Indonesia” anak kandung sastra, tapi Indonesia cenderung durhaka
pada puisi yang telah bersusah payah melahirkannya, yaitu Sumpah Pemuda.
Sumber http://ekspresionline.com/2015/10/28/sumpah-pemuda-itu-puisi/
berikut agenda kegiatan kenduri puisi tanggal 28-29 Oktober 2017 Rokan Hulu
SABTU
PUKUL
|
KEGIATAN
|
TEMPAT
|
PESERTA
|
09.00-14.00
|
Perjalanan dari pekanbaru
|
Komunitas Rumah Sunting dan rombongan
|
|
14.00-15.00
|
- Makan siang
- Pengenalan lingkungan islamic center |
Halaman dan lingkungan islamic center
|
komunitas lenggok
|
15.00-15.40
|
Absen
peserta,
Shalat
Asar dan persiapan acara
|
Convention
hall Masjid Islamic Center Pasir Pengaraian Rokan hulu
|
Komunitas
Rumah Sunting dan rombongan, lenggok dan peserta diskusi
|
15.40-17.00
|
- Bincang
puisi
-
Sharing
- Tanya
jawab
|
Convention
Hall
|
Komunitas
Rumah Sunting dan rombongan, lenggok dan peserta diskusi
|
17.00-17.45
|
Panggung
apresiasi puisi
|
Convetion
Hall
|
Komunitas
Rumah Sunting dan rombongan, lenggok dan peserta diskusi
|
17.45-20.00
|
ISHOMA
|
Masjid Islamic Center Pasir Pengaraian Rokan hulu
|
Komunitas Rumah Sunting, komunitas lenggok
|
20.00-22.00
|
Malam puncak
|
Pematang Baih
|
Komunitas Rumah Sunting, komunitas lenggok dan peserta diskusi yang
berkesempatan, pejabat Rokan Hulu, komunitas-komunitas dan masyarakat umum
|
23.00-05.00
|
Istirahat tidur
|
Rumah warga/Islamic Center
|
Komunitas Sunting, komunitas lenggok
|
MINGGU
PUKUL
|
KEGIATAN
|
TEMPAT
|
PESERTA
|
05.00-06.00
|
Shalat subuh, siap-siap perjalanan wisata puisi
|
Rumah warga/Islamic center
|
Komunitas rumah sunting dan komunitas
|
06.00-07.00
|
Sarapan
|
Islamic center
|
|
07.00-08.30
|
Perjalanan
|
Pasir ke tambusai
|
|
08.30-10.30
|
WISATA PUISI
|
Makam raja tambusai
Benteng 7 lapis
|
|
10.30-11.30
|
Perjalanan
|
Tambusai – pasir pengaraian
|
|
11.30-12.30
|
Shalat dan makan siang
|
objek wisata Hapanasan
|
|
12.30-14.00
|
WISATA PUISI
|
- Air panas pawan
- Gua hutan sikafir
- Penangkaran kupu-kupu
|
|
14.00-16.00
|
Perjalanan
|
Pasir pengaraian ke rokan IV koto
|
|
16.00-17.30
|
WISATA PUISI
|
- Istana Rokan
- Makam Raja Rokan
- Puncak Rokan
|
|
17.30-20.30
|
Perjalanan ke pekanbaru
|
SUSUNAN
ACARA DISKUSI, PUKUL 15.00-17.45
No
|
Acara
|
Disampaikan oleh :
|
1
|
Pembukaan
|
MC lenggok dan MC KSRS Pekanbaru
|
2
|
Pengantar dari lenggok
|
Nur atika
|
3
|
Sambutan sekretariat islamic sekaligus baca puisi
|
Dr. H.Dipendri, SPd.MM
|
4
|
Bincang puisi
|
- Nur atika
- Kunni Masrohanti
- Putri
|
5
|
Sharing
|
Seluruh peserta diskusi
|
6
|
Tanya jawab
|
Seluruh peserrta diskusi
|
7
|
Panggung apresiasi
|
Perwakilan sekolah
|
SUSUNAN
ACARA MALAM PUNCAK, PUKUL 20.00-23.00
No
|
Acara
|
Disampaikan oleh :
|
1
|
Sambutan panitia lenggok
|
Nur atika
|
2
|
Sambutan komunitas rumah sunting pekanbaru
|
Kunni masrohanti
|
3
|
Pembacaan puisi
|
Daffa
|
4
|
Sambutan kepala dinas pendidikan sekaligus baca puisi
|
Drs. H. Ibnu Ulya, M.Si
|
5
|
Penampilan bukoba
|
Maestro sastra lisan Rokan Hulu, Bapak Taslim
|
6
|
Sekapur sirih sekaligus baca puisi dewan kesenian Rokan Hulu
|
Maysaroh
|
7
|
Musikalisasi puisi
|
Peringkat 1 HPI 2017 Rokan Hulu
|
8
|
Sambutan camat Rambah sekaligus baca puisi
|
|
9
|
Pembacaan puisi
|
Putri. Peringkat 1 nasional 2017 fls2n
|
10
|
Kesan dan pesan kapolsek Rokan Hulu sekaligus baca puisi sumpah
pemuda
-diharapkan semua hadirin berdiri
|
|
11
|
Pembacaan puisi
|
Rita arianti, dosen STKIP ROKANIA
|
12
|
Competer
|
|
13
|
Pembacaan puisi
|
Atrahim Sena
|
14
|
Musikalisasi puisi
|
SMAN 2 Ujungbatu, peringkat 2 HPI 2017 Rokan Hulu
|
15
|
Pembacaan puisi
|
Dinda, peringkat 1 HPI Rohul 2017
|
16
|
Musikalisasi puisi
|
Gendul
|
17
|
Dramatisasi puisi
|
Mahasiswa STKIP ROKANIA
|
18
|
Pembacaan puisi komunitas Mr.Jack
|
|
19
|
Pembacaan puisi Komunitas RMO
|
|
20
|
Pembacaan puisi komunitas sepeda
|
|
21
|
||
22
|
||
23
|
||
24
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar