Senin, 30 Oktober 2017

NASKAH DRAMA RANDAI ACARA SEMARAK MELAYU 2017

TEMA    : DUKUN
JUDUL   : MANTRA OBAT HATI (OBH)
PENULIS NASKAH & SUTRADARA : NUR ATIKA
SEKAPUR SIRIH :               HAJRI NAITO
PEMUSIK             :               RIDHO APALA, BIOLA
                                                FAHROZA, GENDANG 1
                                                FAHROZI, TAMBORIN
                                                HAZA UMROH, GENDANG 2
                                                DEDEK SAPUTRA, PLUIT
PELAKON             :               HENDRA GUNAWAN, SEBAGAI TEMAN DEDEK
                                                RIDHO AFANDI, SEBAGAI BUJANG GADI, JAMILAH (PACAR DEDEK)
                                                AHMAD SHOLIHIN, SEBAGAI BUJANG GADI (DUKUN)
                                                DEDEK SAPUTRA, SEBAGAI PACAR JAMILAH
                                                SINTA TRIOLINA, SEBAGAI IBU JAMILAH
PERANCANG BUSANA   : NORA LESTARI, ENDANG PURNAMA SARI, SARTIKA.J
TEKNISI/OPERASIONAL                 : HARDILES, LILIK HARIYANTO
DOKUMENTASI                 : BAYZAN NUR, DKK




SINOPSIS DRAMA            :
ADEGAN 1
                Disudut kampung duduklah jamilah dengan dedek sedang memadu asmara dan hendra sebagai teman dedek disuruh untuk menjaga situasi, hendra mulai muak menjadi orang ketiga menjaga pasangan ini berpacaran iapun meninggalkan mereka berdua sebentar. Selang beberapa waktu datanglah sinta ibu jamilah meneriak memanggil dan memarahi jamilah dan pacarnya. Ibunya tidak setuju dengan dedek karna pengangguran dan miskin. Sinta membawa anaknya pulang. Tinggallah dedek dan hendra yang baru tiba, dedek ingin mencari dukun untuk meluluhkan hati ibu pacarnya itu. hendra membawa dedek menemui dukun yang tak lain adalah datuknya sendiri.

Hendra : “awak dijadikan obat nyamuk, tapi demi kawan biarlah, melihat kawan senang, awakpun ikut senang” sambil mondar-mandir menjaga situasi, karna kebelet hendra pergi meninggalkan sebentar 
                 “aduh....sakitnya perut nih”  (keluar panggung)
Sinta      : “hmmmmmm disini rupanya kau jamilah?, udah mak katakan jangan pacaran juga dengan dedek yang pengangguran nih, miskin lagi. Ayok pulang.
Jamilah : Tapi mak, jamil maunya dengan dedek
Sinta      : mak ngak setuju, ayok pulang
Dedek   : mak, jangan ngomong gitulah mak. Walaupun miskin saya punya cinta untuk anak mak. Bulan depan saya dah kerja mak.
Sinta      : jangan panggil aku mak, kau mau kasih anakku makan cinta?,  Ayo jamil kita pulang.
(sinta dan jamilah keluar panggung, kemudian masuk hendra)
Hendra : ha, mana jamil dek?
Dedek   : ini kau rupanya ndra, aku suruh kau jaga pos. Kemana-kemana kau pergi, jamilah dah dibawa emaknya. Aku dilarang bertemu dengan jamliah. Bagaimana ni hendra, hancur sudah harapanku.
Hendra : tenang dek, nanti kau kubawa ketempat atukku, dia punya mantra obat hati. Biar luluh hati calon mertua kau tuh.
Dedek   : iya ndra? Ha tunggu apalagi ayoklah kita kesana.
(hendra dan dedek keluar, masuk dukun)

ADEGAN 2
Dedek datang Dibawa Hendra kepada datuk dukun yang sebenarnya hanyalah seorang pandai berkilah karna beberapa orang berdukun ada yang masuk akal ia pun terkenal. Dedek meminta dukun untuk meluluhkan hati ibu pacaranya. Dukun memberikan mantra kepada dedek untuk pergi pada malam besok ditempat ia terakhir bertemu dengan pacarnya itu. Dengan menyerahkan bungkusan yang berisi gula, kopi, dan beras, dedek pun pulang. Dukun menyuruh hendra untuk menemui sinta ibunya jamilah dan membawakan kepadanya.
Dedek   : Assalamualaikum....tuk...o...atuk
Hendra : macam upin ipin pulak kau dek
Dedek   : mana atuk kau tu hen?
Hendra : tunggu sebentar ya, coba aku tengok, mungkin sedang bersimedi agaknya.
                (hendra pun kerumah, ia menyuruh atuk memakai kopiah karna atuknya sedang memakai songkok perempuan)
Hendra : astafirullah atuk....tuk itu kawan hendra yang hendra ceritakan semalam tu, pakailah peci atuk lagi.
Dukun : eh, lah sampai cu. Hmmmm manalah peci atuk tadi ya... suruhlah masuk.
Hendra : dek, masuklah. Tu atuk aku tu. Kau ikutkan saja apa yang diperintahkannya ya dek
Dukun   : duduk-duduk-duduk, aku sudah tahu semua ceritanya.
Dedek   : eh, mantap pulak atuk kau ndra, belum aku cerita dah tahu dia.
Dukun   : sstttttt, jangan berisik. Kau mempunyai pacar seorang perempuan
Dedek   : betul tuk
Dukun   : engkau seorang pengangguran dan miskin
Dedek   : betul sikit tuk, miskin harta tuk, tapi kaya hati tuk
Dukun   : cinta kalian tidak direstui
Dedek   : betulllllll tuk. Paten atuk kau hendra tahu benar dia isi hatiku ini, jadi tuk, apa yang harus saya lakukan tuk?
Dukun   : hmmmmm, tunggu sebentar. Atuk panggil jin atuk dulu ya...(berubah suara menjadi perempuan sambil menepuk kakinya yang digigit nyamuk) iss, apa ini. mengganggu saja nyamuk ini.
Dedek   : hendra, kenapa atuk kau bunyi suara perempuan?
Hendra : ssttttt, diam saja jangan berisik, itu jinnya itu dek sedang bicara. Kan kau mau melembutkan hati mertua perempuan kau kan? Itu jin yang ngasih petunjuk yang perempuan juga tu.
Dedek   : oooo, yalah yalah
Dukun   : nanti malam, datanglah kau kekebun pisang mak soleh dibelakang sana. Tunggulah disana sampai jam 10 malam, sambil baca mantra ini:  “lulalalek kalau dapek jangan tangkek” baca 100 kali ya. Kau bayangkan kekasih engkau tu akan datang kesana.
Dedek   : baik tuk. Nih tuk, buah tangan untuk atuk.
Dukun   : alhamdulillah, dapatlah untuk makan dua hari nih. (suara atuk  setengah berbisik dengan gaya perempuan).
Dedek   : apa tuk?
Dukun   : tak ada apa-apa. Ha, hafalkan mantra nya tadi. Jangan sampai lupa tu. Hendra! Sini, (sambil berbisik, menyuruh hendra membawa orang tuanya kekasih dedek datang).
Hendra : ayok dek, kita pergi. Hari dah magrib. Nanti malam kau kan mau pergi ke kebun pisang tu.
                (Hendra dan dedek keluar)

ADEGAN 3
                Sinta bingung anak kesayangannya sudah 3 hari tidak makan, murung, kadang tertawa dan menangis sendiri dikamarnya. Sedang sinta mengeluh-ngeluh terdengar oleh hendra kemudian hendra mengajak sinta menemui juga dukun yang sama.
                Datanglah sinta membawa anaknya kepada dukun. Sidukun memberikan mantra dan menyuruh sinta membawa anaknya ketempat terakhir yang dikunjungi yaitu disudut kampung anak dan pacarnya bertemu dulu dan tidak boleh ditunggui atau dilihat. Dukun memberinya petuah antar anaknya pada jam 9 malam dan jemputlah anaknya pada jam 11 kemudian siapa yang ada disana dekat anaknya yang membuat anaknya bisa bahagia lagi kalau laki-laki jadikanlah suaminya kalau perempuan jadikanlah saudaranya. Sinta pun pulang membawa jamilah. Dan akan mengantarkannya ketempat yang sudah diperintahkan dukun.
Sinta      : kena apalah anakku jamilah, tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak mau tidur. Kadang-kadang ketawa sendiri. Kadang-kadang menangis.
Hendra : etekkk.. apa kabar etek? Sehat etek, aku dengar jamilah sakit ya tek?
Sinta      : iyo hendra, tu tengoklah murung saja jamilahnya.
Hendra : kalau ku tengok-tengok jamilah anak etek tu kena sakit jantung terikat nampaknya itu tek. kata orang-orang pintar dulu harus diobat cepat tek, kalau tidak habislah jantungnya tek.
Sinta      : iya hendra? Siapa kira-kira yang bisa mengobati penyakit itu? aneh ya ndra, ini pula etek baru dengar penyakit jantung terikat tu.
Hendra : ayoklah tek, ke rumah atuk hendra dikampung sebelah tu, udah banyak juga dia mengobati penyakit macam itu.
Sinta      : ayoklah hendra. Ibuk bawa jamilah ini sekalian ha, yok ayok jamilah...
                (Sinta, hendra dan jamilah keluar)
Hendra : assalamualaikum....
Dukun   : waalaikumsalam, masuk-masuk....
Sinta      : ini tuk, anak sayaaa
Dukun   : hmmmm, saya sudah tahu semuanya. Dia ini sedang terkena penyakit jantung terikat. Dan harus diobati malam ini juga, kalau tidak maka besok pagi anak kamu ini akan dibawa mahluk asing.
Sinta      : iya, iya tuk, apa obatnya tuk?
Dukun   : nanti malam jam 9 antarkan anakmu ini ke kebun pisandag mak soleh dibelakang sana. Syaratnya jangan ditunggui kamu, dia harus sendirian disana. Biarkan disana sampai jam 11 barulah jemput dia. Kamu perhatikan nanti jika dia sudah tertawa. Siapa yang berada disana jika laki-laki nikahkan dengan anak gadismu. Jika dia perempuan jadikan da saudaranya.
Sinta      : ooo, iya tuk. Sekarang dah jam 8.59 menit tuk. Saya antarlah kesana lagi tuk sekarang.
Dukun   : ha, yalah yalah, cepat-cepat

ADEGAN 4
Jamilah diantar ketempat terakhir ia menemukannya. Ternyata disana sudah ada dedek yang menunggu dibalik pohon, bertemulah mereka berdua, jamilah bahagia kembali dan ceria lagi, datanglah sinta menjemputnya jam 11 malam. Dan setuju akan menjadikan dedek menantunya karna petuah dari dukun.
Sinta      : tinggal sini dulu ya jamilah...nanti mak jemput jam 11 ya. Sehatlah anakku ya allah
Dedek   : eh, itu macam jamilah nampaknya, jamilahhhhhhhhh.
Jamilah : abang dedekkkkk
Dedek   : alhamdulillah... ternyata benar dukun tu ya, aku bisa bertemu dengan kekasih ku
Jamilah : ya bang, ibu juga nanti akan setuju dengan hubungan kita. Karna kata tuk dukun siapa yang bertemu dengan jamil disini kalau laki-laki akan dijadikan suami, kalau perempuan akan dijadikan saudara.
Dedek   : alhamdulillah
Sinta      : eh, nampaknya udah tertawa anakku jamilah. Allamdulilah udah sembuh dia, memang paten dukun tadi tu ya. Jamilah siapa orang yang membuat kau tertawa tu? Ooooo, kamu?. Hmmmm kalau memang ini takdirnya mau gimana lagi. Mak restui hubungan kalian berdua. Besok siang mak akan nikahkan kalian ya.
Dedek dan jamilah          : yeeeeee...nikah kita

TAMAT


                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Diamnya Dia

 "Analisis Diamnya Dia" Oleh, Nur Atika Rusli. Diamnya seseorang bukan berarti tidak mengerti dan memahami persoalan. Sebaliknya, ...