Rabu, 08 November 2017

ANALISIS PUISI TEORI ENKVIS-SEMESTER V








ANALISIS PUISI TEORI ENKVIS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NANDA SUCI RAMDHANI
SINTA TRIOLINA
MARISA SEPTIARA NILA
NUR ATIKA
BRAMANTIO
AHMAD SOLIHIN
HAJRI NAITO

UNIVERSITAS LANCANG KUNING
FAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN SASTRA MELAYU

PEKANBARU






Angin
Oleh : Sanusi Pane

O, angin, bawa keluhku bersama kau, 
Melalui pegunungan hijau,
Kepada Dinda, (kepada kekasih hatinya)
Yang amat tercinta.

Bawa keluhku bersama kau.
                       
O, angin, bawa cintaku kepada dara (o, angin bawa cintaku kepada gadis)
Cinta tidak ketara. (cintanya tidak  diketahi si gadis)
Kepada Melati,(kepada sigadis)
Sijantung hati,(pujaan hatinya)
Bawa cintaku kepada dara,(bawa cintanya kepada gadis itu)





TEORI ENKVIS

1. Bungkus yang membungkus inti pemikiran atau pernyataan yang telah ada sebelumnya;
n  Pikiran yang diucapkan :
Ø  Berharap waktu bisa menghilangkan kegelisahannya
n  Pembungkusnya:
Ø   bawa keluhku bersama kau

n  Pikiran yang diucapkan :
Ø  Sampaikan cintanya kepada perempuan itu
n  Pembungkusnya:
Ø   bawa cintaku kepada dara

n  Pikiran yang diucapkan :
Ø  Cintanya yang tidak diketahui oleh perempuan itu
n  Pembungkusnya:
Ø   Cinta tidak ketara


2. Pemilihan antara berbagai-bagai pernyataan yang mungkin;
q  Pengertian ini menyarankan pernyataan umum (common sense), dikatakan gaya melibatkan pilihan.
q  Tanpa pilihan tidak mungkin ada gaya.
q  Didalam puisis angin menyatakan :
Kekasih (perempuannya)
Dinda , Dara, Melati, Sijantung hati
3.Sekumpulan ciri-ciri pribadi;
q  Tercermin pada defenisi para ahli di depan.
q  Pengertian ini menyarankan pernyataan seperti yang dikemukakan oleh Buffon “le style, c’estl’ homme meme” gaya adalah orang (penulis) itu sendiri.
q  Dengan demikian, seorang penulis akan menurunkan tanda tangannya pada setiap tulisannya.
q  Dalam puisi angin ini tidak ada ciri-ciri pribadi atau menurunkan tanda tangannya.

4.Penyimpangan dari norma atau kaidah;
q  Senada dengan pendapat Derbyshire dalam A Grammar of style bahwa gaya bahasa itu merupakan penyimpangan dari norma dan bahwa ada alasannya mengapa penyimpangan-penyimpangan demikian itu terjadi.
q  Menyarankan bahwa gaya itu dianggap sebagai pemakaian bahasa yang “berbeda” dengan pemakaian bahasa biasa.
q  Dalam puisi ini tidak ada penyimpangan norma atau kaidah.
             

5. Sekumpulan ciri-ciri kolektif; dan
q  Sekumpulan ciri-ciri kolektif ini menyarankan tidak ada gaya.
q  Semuanya sama saja dengan pemakaian bahasa biasa.
q  Menurut Yunus, pengertian ciri kolektif atau gaya sosial tidak berhubungan dengan konsep tidak ada gaya.
q  Hanya semua penulis dipahami menulis dengan menggunakan gaya yang sama.
q  Misalnya, hanya ada kosakata yang hanya digunakan dalam karya sastra, penggunaan metafora atau metonomia “dianggap” tidak ada pada pemakaian bahasa biasa, dan sebagainya.
q  Dalam puisi ini penulis memakai personifikasi
Ø  O, angin, bawa keluhku bersama kau
Ø  O, angin, bawa cintaku kepada dara


6. Hubungan antara satuan bahasa yang dinyatakan dalam teks yang lebih luas daripada kalimat.
q  Berhubungan dengan gaya dan wacana.
q  Pengertian wacana menurut Yunus;
a)    Wacana adalah pengucapan bahasa yang melebihi satu kalimat
Ø  dengan demikian, wacana lebih dekat kepada retorik
b) Wacana berbeda dengan teks, dipahami terikat pada unsur bahasa.
Ø  Teks lebih luas daripada hanya pemakaian unsur bahasa.
Ø  Mungkin meliputi gambar ilustrasi, atau informasi yang mungkin tidak bersifat bahasa.
c) Wacana juga berbeda dari teks, mempunyai hubungan dengan genre.
Ø  Mungkin orang berbicara tentang wacana puisi atau wacana novel.
Ø  Wacana puisi mempunyai cara penulisan yang berbeda dengan wacana prosa.


Dalam puisi di atas, penulis ingin mengungkapkan hasratnya kepada orang yang dikasih lewat perantara angin, dimana angin sering di ibaratkan bisa menyejukkan hati, dan tergambar jelas dalam puisi diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Diamnya Dia

 "Analisis Diamnya Dia" Oleh, Nur Atika Rusli. Diamnya seseorang bukan berarti tidak mengerti dan memahami persoalan. Sebaliknya, ...