Selasa, 31 Juli 2018

SPESIAL Momen naik semester

Guru yang dulu siapa?
Oleh; Nur atika Roesli

Setiap semester selalu ada mata kuliah yang berbeda dan dengan dosen yang berbeda, kalimat yang selalu membuat mahasiswa terkadang bingung itu adalah siapa gurunya? Saat nama pengampu mata kuliah itu disebutkan maka pengampu yang baru akan mengeleng-gelengkan kepala, bahkan ada yang mengatakan “Pantas saja kalian ngak tahu”.
Memang tidak semua materi bisa tersampaikan oleh pengampu mata kuliah saat mengajar dikelas nonreg. Keaktifan, kreatifitas serta kemandirian mahasiswalah yang akan membawa mereka kepada pembalajaran yang utuh mata kuliahnya.
Kalimat gurunya siapa?, hanya akan menambah kebingungan mahasiswa saat belajar, apalagi jika dikaitkan dengan unsur ekstrinsik pengampu semester lalu, dengan mempersoalkan almamaternya, sikapnya, dan pergaulannya. Untuk hal yang semacam itu tidaklah sepantasnya diperbesarkan didepan mahasiswa, karna tidak layak menyoalkan almamater sang pengampu dengan kualitas mengajarnya, menurut..............pengaruh sekolah terhadap kualitas diri siswa hanyalah................persen. jadi dari manapun lulusan dosen pengampu itu tentulah ia telah melewati proses yang begitu panjang demi mendapatkan gelarnya. Dan saya yakin untuk setiap dosen itu memiliki kualitas akademiknya tersendiri. Intinya tidak ada manusia yang sempurna. Jika ia mampu mengajar dengan bahasa yang bagus mungkin lemah pada tehknologi. Jika ia menguasai teori pembelajaran dengan lengkap mungkin ia lemah dalam cara penyampaian materi, jika ia hebat saat penyampaian materi mungkin ia lemah dalam penguasaan kelas. Jadi sebagai mahasiswa yang cerdas tidaklah terlalu mempersoalkan siapa dosennya, karna tentu pihak kampus sudah memilih pengampu yang menurut mereka mampu memberikan suatu pembelajaran berharga kepada mahasiswanya.  Terlepas darimana almamater dosen tersebut tidaklah berdampak buruk pada pembelajaran dikelas, karna darimanapun ia lulus ia hanya akan dapat dilihat kualitas dirinya dari kepada siapa ia memberikan ilmunya, sebesar apa manfaat yang ia berikan kepada oranglain dengan ilmunya walaupun sedikit sekali. Mengutip kalimat salahsatu dosen saat bertanya kepada mahasiswa dikelas terhadap pembelajaran mata kuliahnya “Apakah kalian mengerti?” “Sedikit pakkkkk” dengan senyum ia mengatakan bahwa jawaban kami benar, bahwa sedikit itu lebih bermanfaat jika kita mengamalkannya, bukan kah kita juga berasal dari yang sedikit itu?.
Saat pembelajaran yang tidak dapat dijawab oleh mahasiswa memang membawa kecemasan kepada dosen pengampu yang baru karna banyak materi pembelajaran yang saling berkaitan dan harus dipelajari secara bertahap jika kita ingin melanjutkan ke materi yang lain. Jika mahasiswa belum mengerti atau belum pernah mempelajari materi sebelumnya maka pengampu akan kesulitan dalam menyampaikan materi yang baru karna akan terjadi komunikasi yang rancu dan mengambang.


apakah pembelajaran tersebut sudah atau belum disampaikan keseluruhannya oleh dosen pengampu sebelumnya bukanlah mutlak kesalahan dosen tersebut karna bisa saja mahasiswa lupa akan materi, apalagi pada kelas nonreg dengan berbagai faktor yang telah mendukung atas kelupaan yang dimiliki tidak akan mungkin mampu mengingat semuanya. Mungkin saja dosen yang tidak sempat menuntaskan materi karna faktor waktu yang terbatas dan hal lain, untuk menyelesaikannya mahasiswa harus membuat tugas, lalu kemudian tugas itu tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh mempelajari sisa materi mata kuliah tersebut. Mahasiswa yang ingatpun terkadang takut atau ragu untuk menjawab pertanyaan pengampu yang baru sebab jika ia menjawab sudah dipelajari atau sudah tahu maka ia akan disuruh menjelaskan materi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Diamnya Dia

 "Analisis Diamnya Dia" Oleh, Nur Atika Rusli. Diamnya seseorang bukan berarti tidak mengerti dan memahami persoalan. Sebaliknya, ...