Guru yang dulu siapa?
Oleh; Nur atika Roesli
Oleh; Nur atika Roesli
Setiap
semester selalu ada mata kuliah yang berbeda dan dengan dosen yang berbeda,
kalimat yang selalu membuat mahasiswa terkadang bingung itu adalah siapa
gurunya? Saat nama pengampu mata kuliah itu disebutkan maka pengampu yang baru
akan mengeleng-gelengkan kepala, bahkan ada yang mengatakan “Pantas saja kalian
ngak tahu”.
Memang
tidak semua materi bisa tersampaikan oleh pengampu mata kuliah saat mengajar
dikelas nonreg. Keaktifan, kreatifitas serta kemandirian mahasiswalah yang akan
membawa mereka kepada pembalajaran yang utuh mata kuliahnya.
Kalimat
gurunya siapa?, hanya akan menambah kebingungan mahasiswa saat belajar, apalagi
jika dikaitkan dengan unsur ekstrinsik pengampu semester lalu, dengan
mempersoalkan almamaternya, sikapnya, dan pergaulannya. Untuk hal yang semacam
itu tidaklah sepantasnya diperbesarkan didepan mahasiswa, karna tidak layak
menyoalkan almamater sang pengampu dengan kualitas mengajarnya, menurut..............pengaruh
sekolah terhadap kualitas diri siswa hanyalah................persen. jadi dari
manapun lulusan dosen pengampu itu tentulah ia telah melewati proses yang
begitu panjang demi mendapatkan gelarnya. Dan saya yakin untuk setiap dosen itu
memiliki kualitas akademiknya tersendiri. Intinya tidak ada manusia yang
sempurna. Jika ia mampu mengajar dengan bahasa yang bagus mungkin lemah pada
tehknologi. Jika ia menguasai teori pembelajaran dengan lengkap mungkin ia
lemah dalam cara penyampaian materi, jika ia hebat saat penyampaian materi
mungkin ia lemah dalam penguasaan kelas. Jadi sebagai mahasiswa yang cerdas
tidaklah terlalu mempersoalkan siapa dosennya, karna tentu pihak kampus sudah
memilih pengampu yang menurut mereka mampu memberikan suatu pembelajaran
berharga kepada mahasiswanya. Terlepas
darimana almamater dosen tersebut tidaklah berdampak buruk pada pembelajaran
dikelas, karna darimanapun ia lulus ia hanya akan dapat dilihat kualitas
dirinya dari kepada siapa ia memberikan ilmunya, sebesar apa manfaat yang ia
berikan kepada oranglain dengan ilmunya walaupun sedikit sekali. Mengutip
kalimat salahsatu dosen saat bertanya kepada mahasiswa dikelas terhadap
pembelajaran mata kuliahnya “Apakah kalian mengerti?” “Sedikit pakkkkk” dengan
senyum ia mengatakan bahwa jawaban kami benar, bahwa sedikit itu lebih
bermanfaat jika kita mengamalkannya, bukan kah kita juga berasal dari yang sedikit itu?.
Saat
pembelajaran yang tidak dapat dijawab oleh mahasiswa memang membawa kecemasan
kepada dosen pengampu yang baru karna banyak materi pembelajaran yang saling
berkaitan dan harus dipelajari secara bertahap jika kita ingin melanjutkan ke
materi yang lain. Jika mahasiswa belum mengerti atau belum pernah mempelajari
materi sebelumnya maka pengampu akan kesulitan dalam menyampaikan materi yang
baru karna akan terjadi komunikasi yang rancu dan mengambang.
apakah
pembelajaran tersebut sudah atau belum disampaikan keseluruhannya oleh dosen
pengampu sebelumnya bukanlah mutlak kesalahan dosen tersebut karna bisa saja
mahasiswa lupa akan materi, apalagi pada kelas nonreg dengan berbagai faktor
yang telah mendukung atas kelupaan yang dimiliki tidak akan mungkin mampu
mengingat semuanya. Mungkin saja dosen yang tidak sempat menuntaskan materi
karna faktor waktu yang terbatas dan hal lain, untuk menyelesaikannya mahasiswa
harus membuat tugas, lalu kemudian tugas itu tidak dikerjakan dengan
sungguh-sungguh mempelajari sisa materi mata kuliah tersebut. Mahasiswa yang
ingatpun terkadang takut atau ragu untuk menjawab pertanyaan pengampu yang baru
sebab jika ia menjawab sudah dipelajari atau sudah tahu maka ia akan disuruh
menjelaskan materi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar