Rabu, 08 Agustus 2018

BUDAYA YANG HILANG BERSAMA PASAR

PASARKU HILANG
NUR ATIKA

Dari dahulu hingga sekarang, hidup kita tidak bisa jauh dari yang namanya pasar. Setiap hari pasar selalu dikunjungi oleh orang- orang untuk berbelanja,  sehingga pasar menjadi salah satu matapencaharian paling banyak diminati oleh lebih dari sebagian masyarakat.
Disini saya akan membahas tentang pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional yang saya maksud disini adalah suatu wadah dimana disitu terdapat penjual dan pembeli yang saling berinteraksi yang disertai proses tawar menawar. Dipasar modern juga banyak barang yang dijual, seperti alat- alat rumah tangga,
Dewasa ini, tempat- tempat penjualan yang berfasilitas modern atau yang biasa kita kenal dengan sebutan minimarket atau supermarket, mulai menduduki tahta teratas perdagangan. Sehingga, pasar tradisional banyak yang gulung tikar.
Pelayanan dari karyawan/ dan karyawati menambah aura kenyamanan dan minat para pembeli untuk berbelanja dipasar modern, tempatnya yang bersih dan disertai dengan AC, sangat jauh berbeda dengan pasar tradisional yang tempatnya terkadang becek dan terkesan kotor, dengan segala macam jenis barang yang dijual sehingga menimbulkan bau yang tidka enak.
Alasan lain yang menjadi penyebab banyaknya peminat pasar modern yaitu dapat dijadikan tempat nongkrong. Misalnya pada tempat perbelanjaan supermarket, disana tidak hanya menawarkan barang barang bagus dengan harga murah. Tapi juga menyediakan tempat nongkrong bagi anak- anak muda, tempat makan ataupun tempat minum juga telah tersedia didalam supermarket trssebut. Hal ini berbanding terbalik dengan pasar tradisional, dimana tempatnya itu ramai dengan hiruk pikuk orang yang menjual dengan pembeli sehingga orang orang yang ada dipasar tradisional pasti selalu ingin cepat sampai dirumah.
Dipasar modern pun, penjual dan pembeli tidak harus bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang, kita tidak perlu bersusah payah melakukan proses tawar menawar karena harga barang sudah mencapai standar harga beli pasar. Dipasar modernpun barang-barang yang dijual lebih tahan lama dan lebih segar.
Begitulah sepintas keistimewaan yang didapatkan oleh manusia diabad ini. namun apa yang terjadi dengan pasar tradisional sekarang? Orang yang masih hidup akhir tahun 80-an masih ingin pergi kepasar, tetapi ditempat tinggalnya sudah tidak ada yang namanya pasar. Yang  ada hipermart, indomart, supremarket, swalayan, dan mol yang didalamnya sudah lengkap melebihi pasar tradisional yang pernah kita kenal.
Pasar tradisional telah hilang ditelan waktu, seiring dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan modern maka hilang jugalah sebagian mata pencaharian masyarakat menengah kebawah. Ketika kita masuk kedalam pasar modern tidak akan kita temui lagi ibuk-ibuk yang sudah berusia 50-an dengan kain sarung dipinggangnya, atau bahkan kain panjang yang dilipat menyilang dikepalanya sambil memakan sirih hingga warna giginya terlihat merah. Yang ada hanyalah penjual-penjual yang ada dikios dengan penampilan yang menarik, rapi dan bersih.
Tapi tidakkah kita sadari dimanakah kebersamaan kita saat dulu hari minggu atau hari libur berjanji-an untuk pergi kepasar, dengan menenteng tas belanja yang terbuat dari anyaman orang tua-tua dulu. Dengan penuh keakraban kita berjalan kaki menuju pasar, sepanjang jalan bercerita-bersenda gurau, dan saling menyapa saat melihat tetangga-tetangga sepanjang jalan menuju pasar tradisional, keasikannya tidak hanya sampai disitu sesampainya dipasar kita akan melihat keramaian dengan bebas untuk menawar barang yang ingin kita beli. Dengan adanya tawar menawar kita diajarkan untuk berfikir lebih keras berapa harga terendah yang harus kita tawarkan, hal yang paling memuaskan jika harga yang kita tawarkan diterima oleh penjual. Ketika membayar kita dan pembeli akan berterimakasih atau bahkan terjalinnya interaksi untuk berbelanja lagi. Memang tawar menawar ini adlaah hal yang paling banyak menyita waktu dan akan  merepotkan kita saat berbelanja dipasar tradisonal, apalagi bagi ibuk-ibuk yang membawa anaknya. Namun taukah kita mengapa orang tua kita dahulu sangat pintar akan hitung-hitungan nya Dan komunikasinya sangat bagus serta kemampuan cara berfikir yang cepat. Karena mereka selalu terlatih dengan hal yang demikian itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Diamnya Dia

 "Analisis Diamnya Dia" Oleh, Nur Atika Rusli. Diamnya seseorang bukan berarti tidak mengerti dan memahami persoalan. Sebaliknya, ...