KESENIAN GONDANG OGUONG
DIUJUNGBATU
Program SI Universitas
Lancang Kuning
Di susun oleh
Kelompok
NUR
ATIKA
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
FAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN SASTRA MELAYU
PEKANBARU
2015
KESENIAN GONDANG OGUONG DIUJUNGBATU
Kesenian
merupakan salah satu aspek kebudayaan yang kaya akan ragam dan coraknya, baik
itu seni musik, seni rupa, dan seni tari. Kesenian masing-masing daerah
memiliki ciri khas dan perbedaan antara satu dan yang lainnya. Agar ciri khas
itu dapat dicermati, maka kebudayaan itu perlu dibina, dipelihara, dikembangkan
dan di lestarikan demi mencapai potensi atau kekayaan alam dibidang seni. Pada
masyarakat Ujungbatu seni musik tradisional yang masih tetap dilaksanakan pada
saat acara-acara adat seperti didalam acara nikah kawin salah satunya adalah
gondang oguong,
Gondang Oguong merupakan suatu kebiasaan nenek moyang secara turun-temurun
(dalam jangka waktu yang lama) dalam ketentuan-ketentuan kaidah tertentu.
Nilai-nilai yang diberikan ajaran Islam merupakan nilai yang tinggi kualitasnya
paling elok dan ideal. Oleh karena itu pelaksanaan nilai ini tidak memerlukan
komando atau perintah dari pihak manapun. Setiap pribadi atau insan
sewajarnya menyadari nilai yang agung
itu, sehingga dengan rela hati akan mengikuti dan mematuhinya. Orang yang
berbuat demikian dipandang sebagai manusia yang tinggi martabat pribadinya, dan
dipandang sebagai suri teladan untuk menuju jalan hidup yang mulia.
Namun pada kenyataan yang sedang kita
hadapi pada saat sekarang ini masyarakat menghadapi tantangan yang berat untuk
tetap bertahan dalam tradisinya. tradisi yang terdapat didalam gondang oguong
pada acara nikah kawin yaitu masyarakat Lubuk Bendahara selalu mendahulukan musik
gondang oguong pada awal acara nikah kawin tersebut setelah itu barulah pada
malam hari jika ada acara lain seperti nyanyian oleh artis-artis modern
dilaksanakan yang disebut dengan keybord.
Kesenian musik Gondang Oguong biasanya diadakan pada acara-acara tradisi pada
masyarakat Ujungbatu antara lain pada acara upacara-upacara adat, perkawinan,
kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Musik gondang oguong adalah Sarana
kegiatan adat masyarakat yang ada di Ujungbatu Kecamatan Ujungbatu. Musik
gondang oguong juga merupakan salah satu media untuk mengekspresikan diri
mereka, melalui nyanyian mereka mengaktualisasikan potensi dirinya, melalui kesenian
ini pula mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan dan cita-cita tentang
diri, masyarakat, tuhan dan dunia.
Musik gondang oguong sendiri pada era
zaman modern sekarang ini menurut penulis telah mengalami beberapa perubahan pada
sajak-sajaknya, namun perubahan itu tidaklah berarti kepada kejelekan karena
sajak-sajaknya dirobah karena terinpisari dari kehidupan dan kisah-kisah
penduduk setempat serta menyesuaikan dengan keadaan yang dialami masyarakat
pada saat sekarang ini tanpa meninggalkan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Dengan begitu masyarakat umum baik anak-anak, remaja maupun orang
dewasa akan lebih tertarik mendengarkan nyanyian serta melihat penampilan
gondang oguong tersebut.
Dalam setiap acara adat di Ujungbatu, penampilan
kesenian musik Gondang Oguong termasuk
bagian dan hal yang perlu diperhatikan seperti, tata tempat yang dibuat khusus
ataupun yang sudah tersedia harus lebih tinggi dari lantai ataupun tanah tempat
para penonton dan masayarakat. Hal ini menurut tokoh-tokoh adat setempat selain
untuk menghimbau masyarakat bahwa ditempat tersebut ada suatu acara adat yang
akan berlangsung dan bertujuan juga untuk jangan sampai setiap dari alat musik
tersebut dilangkahi oleh orang-orang, karena begitu berharganya musik gondang
oguong tersebut dimata tokoh-tokoh masyarakat. Adapun pelaksanaan nyanyian
gondang oguong pada masyarakat Ujungbatu terdiri dari dua bentuk yaitu, bentuk
nyanyian gondang oguong pada siang hari dan bentuk nyanyian gondang oguong pada
malam hari, kedua bentuk nyanyian tersebut digolongkan pada hari pelaksaaannya
serta jenis lagu yang dinyanyikannya.
Dalam kesenian musik ini yang sangat
disukai oleh kalangan berusia tua karena sajak pantun yang disenandungkan dalam bentuk nyanyian yang berfungsi sebagai
sindirin, nasehat, pepatah, pesan, kehidupan sehari-hari serta
pengalaman-pengalaman hidup pada masyarakat Lubuk Bendahara. Adapun bentuk
nyanyian Gondang Oguong yang sudah
mentradisi di Ujungbatu yaitu berupa : “Sendayung, Sikubik, Tigo Lalu” biasanya
dinyanyikan pada acara Nikah Kawin pada waktu siang hari.
Adapun salahsatu sajak lagu yang
dibawakan adalah lagu Sendayung, yiatu sebagai berikut :
Oo buyuong anak dek omak dengan ayah
Kok godang paguno dek uyang nan banyak
Omak dengan ayah jangan dilupokan
Jangan sampai togoak ati omak maraso
buyuong bisuk nak
Anak jangan dibuek bak bunyi pantun
uyang
Sayang anak kek omak sepanjang
panggolan
Sayang omak kek anak sepanjang jalan
Artinya adalah :
Oo anak
laki-laki anak bersama ibu dan ayah
Kalau besar
berguna bagi orang yang banyak
Ibu dan ayah jangan dilupakan
Jangan sampai terlintas di hati ibu
merasa anak laki-lakinya bisuk nak
Anak jangan dibuat seperti bunyi pantun
orang
Sayang anak kepada ibu sepanjang galah
Sayang ibu kepada anak sepanjangan
jalan
Sajak diatas menyampaikan maksud yang
ingin diutara oleh seorang ibu kepada anaknya yaitu tentang impian seorang ibu
yang ingin anaknya menjadi orang yang berguna bagi semua orang, dan kelak bila
sudah mencapai cita-citanya sang anak jangan sampai lupa kepada orang tuanya,
jangan pernah berubah kasih sayangnya kepada ibu dan ayahnya seperti pepatah “sayang
anak kepada ibu sepanjang galah” sayang anak bisa diukur sepanjang waktu
berjalan sampai batas ia telah dapat meraih cita-citanya saja, namun “sayang
ibu kepada anak sepanjang jalan” kasih sayang ibu yang tidak pernah habis dan
tidak berujung seperti jalan.
Lagu atau
nyanyian lainnya adalah lagu Tigo lalu, lagu ini mengisahkan tentang seorang
raja yang akan dilantik disebuah istana, maka dalam perjalanannya menuju ke
istana tersebut raja akan melalui tiga jalan yang berbeda kemudian raja meminta
izin kepada masyarakat yang punya tanah untuk melewati jalan mereka dengan
iringan lagu tigo lalu tersebut, tigo lalu berarti tiga lalu.
Sedangksan bentuk nyanyian Gondang Oguong pada malam hari ada dua
buah lagu yaitu : pertama “Tak Tun-Tun” yang biasanya berfungsi sebagai hiburan
bagi masyarakat yang sedang bekerja/bergadang, kedua “Timang Baju” juga
digunakan sebagai hiburan masyarakat yang sedang bekerja pada malam harinya dan
itulah bentuk nyanyian Gondang Oguong yang
dimainkan pada malam hari secara bergantian.
Adapun lirik lagu yang pertama adalah
lagu Tak tun-tun, yaitu sebagai berikut :
Tak tun-tun kelamai jaguong
Gundal-gundal katipuong bosi
Dek apo adiek momonuong
Dek ulah olun balaki
Adapun sajak syair lagu Tak tun tun
diatas adalah “Dek apo adiek mamanuong, dek ulah olun balaki” bait ini
mengandung arti “Kenapa adik bermenung, karena nya belum bersuami” maksud pesan
atau nasehat yang ingin disampaikan orang tua pada anaknya tersirat pada bait
ini yaitu : melihat anaknya yang sudah cukup umur pada saat senja hari duduk di
anjungan atau teras rumah nya dengan bermenung seorang ibu ingin menyampaikan
perkataan yang menyuruh anaknya untuk menikah atau bersuami maka dengan
perantara pantun pesan tersebut tersampaikan dan sang anak tersinggung secara
halus dan mengerti bahwa orang tuanya sudah menyuruhnya untuk menikah.
Lagu Tak tun tun adalah salah satu lagu
yang berbentun pantun yang memiliki pola AB-AB, lagunya yang mudah diingat dan
mudah dimengerti oleh masayarakat umum membuat lagu ini adalah lagu yang paling
banyak diminati oleh pendengar calempong, dan paling banyak dihafal oleh
khalayak ramai Karena seringnya didendangkan oleh para ibu-ibu ketika
menidurkan anak-anak mereka, sehingga baik anak-anak, remaja apalagi orang
dewasa sudah sangat hafal dengan lagu Tak tun tun ini.
Lagu lainnya adalah lagu Timang baju. Lagu ini
memiliki kisah tiga orang adik beradik dikala dulu ingin menjadi raja, orang
tua mereka sangat susah untuk mengambil keputusan, terlebih lagi ketiga adik beradik ini memiliki keahlian dan
kecakapan masing-masing dan pantas menjadi raja. Singkat cerita maka datanglah
seorang penasehat ke istana mengatakan
bahwa ada satu cara untuk memutuskan dengan tepat dan memilih dengan adil siapa
diantara ketiga adik beradik itu yang akan dinobatkan menjadi penerus sang raja
selanjutnya, yaitu ketiga adik beradik itu diberi syarat agar membuat sebuah
baju kebesaran untuk dipakai ketika dilantik menjadi raja nantinya.
Namun baju kebesaran itu haruslah sama
berat antara baju dan kain pinggang ataupun celananya. Sedang asiknya ketiga
adik beradik tersebut menjahit pakaian itu adik bungsu mereka sambil
menimbang-nimbang berat kain tersebut secara spontan dia menyanyikan lagu “kak
kak kak timang baju, kak kak kak timang baju” dari itulah asal muasal
terciptanya lagu Timang Baju tersebut.
Setiap Gondang Oguong yang akan dimainkan tokoh-tokoh adat di Ujungbatu,
Tujuannya selalu untuk menghimbau masyarakat bahwa di tempat tersebut ada suatu
acara adat yang akan berlangsung, bertujuan juga untuk jangan sampai setiap
dari alat musik Gondang Oguong tersebut
terlangkahi oleh orang-orang.
Gondang oguong sendiri yaitu alat musik terdiri dari 3
macam yang dimainkan oleh 5 orang. Yaitu pertama gondang yang dimainkan oleh 2
orang, gondang yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul ada juga
menggunakan alat bantu pukul berupa kayu khusus, pada masyarakat Lubuk
Bendahara ada juga yang memainkan gondang ini dengan cara diselipkan antara
kaki dan pahanya, kata para pemain agar lebih kokoh kedudukannya dan mudah
untuk dipukul, gondang yang pertama didalam kelompok gondang oguong berfungsi sebagai
instrument mengatur irama nyanyian. Gondang yang satunya lagi berfungsi sebagai
tingkah untuk mengisi kekurangan dari gondang yang pertama tadi.
Alat kedua
yaitu Calempong dimainkan oleh 2 orang, calempong berfungsi untuk menyanyikan atau
mengalunkan lagu-lagu yang dihasilkan dari nada-nada calempong, pada nada
calempong inilah terletak harmonisasi nyanyian yang adakan didengarkan oleh
penonton dan para undangan, yang mana nyanyian yang terdapat pada gondang
oguong hanyalah berupa melodi yang dihasilkan
oleh calempong lagunya tidak diucapkan atau dilagukan oleh seorang
penyanyi tetapi sajak yang terdapat pada nyanyian hanya dapat disimakkan oleh
pendengar. Calempong terdiri dari lima buah, Orang yang pertama memainkan lima
buah calempong dan yang kedua bertugas memainkan yang dua buah nya lagi.
Alat yang
ketiga adalah Gong, gong ini dimainkan oleh 1 orang, gong yaitu alat musik yang
dimainkan dengan cara dipukul menggunakan sebuah kayu khusus pemukul Gong,
fungsi Gong didalam Kelompok musik gondang oguong adalah untuk mengisi wilayah
nada Bass yang hanya memiliki satu nada saja.
Walalupun hanya memiliki satu nada saja
Di tengah masayarakat Ujungbatu
petunjukan Gondang Ogoung biasanya
selalu memberikan suatu yang menyenangkan, dan dengan rasa gembira masyarakat
di Ujungbatu berkumpul dan menyaksikan, dapat dilihat bagaimana masyarakat pendukungnya
menginterpretasikan sebuah kebudayaan tersebut dengan nyanyian, kesenian adalah
usaha untuk membentuk kesenangan, kesenangan adalah salah satu naluri asasi
atau kebutuhan asasi manusia. Dengan demikian alhamdulilah kesenian gondang
oguongn ini masih bertahan sampai saat ini dizaman yang sangat rawan akan
pengaruh musik-musik modern, namun saya termasuk sebagian pemilik sanggar
tradisional lainnya bertekad untuk selalu menularkan ilmu-ilmu tradisi yang ada
didalam kesenian ini, dengan merangkul anak-anak usia sedini mungkin dengan
mengajaknya belajar memainkan alat musik ini, dengan makin banyaknya kalangan
muda yang bisa memainkan musik gondang oguong ini, masyarakat Ujungbatu
terutama para pemuka adat akan selalu bisa menikmati penampilan kesenian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar